Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mitos dan Legenda Tembok Besar Gorgan lran

7 Juli 2024   19:36 Diperbarui: 7 Juli 2024   19:36 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(llustrasi Tembok Besar Gorgan, lran, sumber: depositphotos/triffen)

Dalam sejarah pencapaian manusia yang luas, hanya sedikit monumen yang membangkitkan kekaguman dan keingintahuan seperti Tembok Besar Gorgan. Keajaiban kuno ini, yang mendahului banyak peradaban besar dunia, muncul dari dataran tinggi Iran yang terjal, diselimuti lapisan mitos dan legenda. 

Dikenal di zaman dahulu sebagai Penghalang Piruz atau "Ular Merah", Tembok Besar Gorgan berkelok-kelok melewati timur laut Iran. Membentang lebih dari 200 kilometer, benteng kokoh ini berdiri sebagai penjaga abadi, batu bata kemerahannya sangat kontras dengan keindahan gurun Dasht-e Kavir yang terpencil. Nama "Gorgan" dikaitkan dengan kata Iran "gorg", yang berarti "serigala", (kemudian diturunkan dari bahasa Skandinavia "Varg") sehingga diterjemahkan menjadi "Negeri Serigala". Etimologi ini menambah kesan keagungan yang luar biasa pada dinding, mengisyaratkan peran kunonya sebagai penjaga dari ancaman.

Secara mitologis, tembok ini juga dikaitkan dengan legenda serigala, diyakini berpatroli di hamparannya, melambangkan semangat perlindungan dan ketahanan yang kuat. Meskipun seringkali dibayangi oleh Tembok Besar Tiongkok yang lebih terkenal, Tembok Besar Gorgan memiliki daya tarik dan makna uniknya sendiri. Berbeda dengan Tembok Besar di Tiongkok, yang membentang di seluruh lanskap dengan menampilkan keperkasaan yang megah, Tembok Besar Gorgan memancarkan kehadiran yang lebih halus namun mendalam, yang mencerminkan ketahanan dan kecanggihan peradaban Persia yang mengakar.

(llustrasi Tembok Besar Gorgan lran, sumber:
(llustrasi Tembok Besar Gorgan lran, sumber:

Namun Tembok Besar Gorgan lebih dari sekedar arsitektur; ini adalah peninggalan dari zaman yang terlupakan, sebuah era ketika batas-batas peradaban tidak digambar oleh peta, namun oleh batu dan mortir yang membentuk penghalang yang tangguh ini. Dibangun di bawah naungan dinasti Parthia dan kemudian dinasti Sassanid, asal-usul bangunan kolosal ini masih diselimuti teka-teki. Apakah ini merupakan pertahanan terhadap serangan nomaden, atau pernyataan besar kekuatan kekaisaran? Jawabannya, seperti batu bata kuno, hancur karena beban berabad-abad. 

Namun, dalam mitos itulah Tembok Besar Gorgan benar-benar menjadi hidup. Legenda kuno bercerita tentang masa ketika para dewa sendiri berjalan di bumi, membimbing tangan manusia untuk membangun bangunan yang menakjubkan ini. Batu-batu tersebut konon mengandung esensi perlindungan ilahi, dan masing-masing batu bata merupakan jimat melawan kekacauan yang mengancam akan melanda peradaban baru pada saat itu. 

Salah satu legenda tersebut menceritakan tentang Arash sang Pemanah, seorang pahlawan dengan kekuatan dan kebajikan tak terbatas, yang berdiri di atas tembok dan menembakkan anak panah yang menentukan batas-batas wilayah Iran. Anak panahnya, yang dipenuhi kekuatan para dewa, terbang siang dan malam, akhirnya mendarat di bagian terjauh kekaisaran, sehingga menguduskan Tembok Besar sebagai penjaga abadi negeri itu. 

Dalam kisah lain, tembok itu digambarkan sebagai makhluk hidup, seekor naga berbelit-belit yang tertidur, batu batanya berdenyut dengan detak jantung yang lambat dan berirama. Dipercayai bahwa ketika tanah berada dalam bahaya besar, tembok itu akan terbangun, melepaskan kemarahan primordialnya kepada para penjajah, sebuah kekuatan dahsyat yang tidak dapat dilawan oleh siapa pun. 

Mitos-mitos ini, baik yang lahir dari peristiwa sejarah atau imajinasi subur para pendongeng kuno, menjalin permadani keagungan dan mistisisme di sekitar Tembok Besar Gorgan. Hal ini tidak hanya menjadi penghalang fisik namun juga sebagai simbol ketahanan, sebuah bukti semangat gigih masyarakat yang, melawan segala rintangan, menempa warisan yang bertahan hingga hari ini.

(llustrasi Tembok Besar Gorgan lran, sumber:depositphotos/triffen)
(llustrasi Tembok Besar Gorgan lran, sumber:depositphotos/triffen)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun