Mohon tunggu...
GEYA
GEYA Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Hope

Kumpulan sebuah karya yang dapat menghibur, menginspiratif dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Baru di Pergantian Tahun

29 Desember 2024   15:16 Diperbarui: 29 Desember 2024   23:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/6rdlAKuzG

penulis : Nadya Saraswati

Redup gelap mengentarkan hati, air mata turun sangat deras seperti hujan yang datang hampir tiap hari di bulan ini. Tahun baru datang membuat diri terdiam dan merenung akan segala yang dilakukan, lalu melahirkan sebuah harapan-harapan baru. Aku bukanlah manusia yang sempurna, terkadang melanggar batas emosi yang membuat luka dan kenangan kepada orang lain. Suatu hari jiwa dan raga ini membawaku ke sebuah tempat yang ramai, hanya di temani segelas kopi di tangan. Seketika kedua mata terpaku melihat sesuatu yang menyayat hati.

"Ish ayo" kata seorang gadis dengan nada marah kepada wanita tua.

Anak gadis itu sepertinya kesal dengan orang tuanya karena jalannya yang cukup lama. Beberapa kali terdengar suara yang tak mengenakan keluar dari mulut gadis itu, sehingga beberapa kali banyak mata yang berfokus kepadanya. Beberapa menit kemudian gadis itu membuat beberapa orang jengkel dan menegurnya, mungkin karena tidak terima dengan teguran orang sekitar, gadis itu menarik tangan ibunya hingga terjatuh.

"Astagfirullah" aku pun refleks membantu wanita tua itu untuk berdiri.

"Mba jangan gitu sama ibunya sendiri" celetuk seseorang disampingku.

Karena kesal anak itu meninggalkan Ibunya lalu aku dan dua orang ibu-ibu disampingku membantu wanita tua itu dan tak lama kemudian seorang pria datang menghampiri kami.

"Bu, ibu ternyata disini. Mba Lala dimana?" kata pria itu.

"Maaf mas, mas kenal sama ibu ini?" kata salah satu ibu-ibu disebelahku.

"Iya ini orang tua saya bu" jawab lelaki itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun