penulis: Nadya Saraswati
"Kring .. kring... kringg"
Terdengar suara klakson sepeda di depan rumah, sepeda tua langsung kedepan untuk melihat siapa yang datang sepagi ini.
"Selamat pagi sepada tua" salam sepeda lipat.
"Pagi, oh kamu sepeda lipat ada apa sepagi ini sudah kemari?" tanya sepeda tua.
"Hehe. Aku ingin pergi ke pasar dan kebetulan lewat rumahmu. Aku ingin memberikan undangan pesta akhir tahun yang akan diadakan malam ini, jadi kamu jangan lupa datang ya" kata sepeda lipat
"Oh baiklah, sampai bertemu nanti malam" kata sepeda tua dengan ramah.
Sepeda lipat pun pamit dan langsung menuju pasar untuk mempersiapkan pesta nanti malam, sedangkan sepeda tua melakukan aktivitas seperti setiap harinya, namun sepeda tua khawatir dengan pesta nanti malam karena dari semalam hujan terus turun.
"Ya Tuhan, aku mensyukuri apa yang kau berikan, hujan yang turun adalah rahmat bagi kami dan aku berdoa untuk kelancarkan pesta akhir tahun nanti malam" kata sepeda tua sambil menatap hujan dibalik jendela.
Waktu berputar semakin cepat, perlahan hujan berhenti. Sungguh senang sekali, Ia bersyukur karena doanya terkabul sehingga Ia tak sabar untuk segera datang ke pesta. Sepeda tua pun bersiap-siap, Ia berdandan menggunakan pakaian yang terbaik. Tiba-tiba suara kupu-kupu terdengar dari balik pintu.
"Sepeda tua, sepeda tua, halo. Apakah kau ada di dalam?" Kupu-kupu memanggil dari luar rumah.
"Ya sebentar aku akan segera datang" teriak sepeda tua dalam rumah.
"Halo kupu-kupu, wah kau terlihat keren. Sayap mu berkilau sekali" kata sepeda tua.
"Ah kau bisa saja sepeda tua, kau juga terlihat gagah malam ini" kata kupu-kupu.
"Hei kalian ayo nanti kita terlambat" saut mobil truk.
Mereka pun segera menuju tempat pesta, lalu sesampainya di pesta.
"Halo sepeda tua, yang kau kenakan bagus sekali" kata transjakarta.
"Kau juga terlihat keren malam ini" jawab sepeda tua.
"Tes.. tes.. tes... Baiklah selamat malam semua....." Bu motor selaku MC membuka acara.
Pesta dimulai, semua menikmati pestanya. Tawa dan bahagia terpancar malam itu, hingga dipenghujung acara semua menulis harapan tentang Jakarta, alat tulis yang sudah dibagikan membuat suasana seketika hening, semua fokus dengan harapan masing-masing. Setelah selesai menulis harapan mereka menggantungkan di rating pohon. Pesta malam ini selesai, semua berjalan dengan lancar, satu persatu semua meninggalkan tempat pesta dan kembali pulang kerumahnya masing-masing.
Saat sampai di rumah sepeda tua sepertinya kelelahan dan bergegas untuk tidur, walaupun lelah namun sebenarnya sepeda tua sangat senang sekali karena dikelilingi oleh orang-orang yang baik. Mereka mengajarkan banyak hal tentang kehidupan dan di tahun yang baru nanti sepeda tua akan berusaha menjadi diri yang lebih baik seperti harapan yang Ia tulis di pesta tadi.
(20 menit sebelumnya ketika sepeda tua menulis harapan)
Jakarta memang area metropolitan yang terkadang untuk berdiri ditengahnya saja terasa sesak akan insan dan semesta yang ada di Kota ini. Problematika terjadi sepanjang hari dan semua saling bersaing dalam kesempurnaan. Walaupun pusing ketika melihatnya namun semua ini memberikanku pelajaran, Aku belajar untuk bisa mengatur emosi, belajar untuk bersyukur dan belajar semua tentang kehidupan. Maka Aku berharap esok di tahun yang baru Kota ini menjadi lebih baik dan lebih banyak mendengar suara kebahagiaan. Mungkin terkadang memperbaiki itu akan membutuhkan waktu yang lama namun untuk membenahi semua ini hal yang pertama adalah dengan memperbaiki diri sendiri
TAMAT.....
--------------