Mohon tunggu...
Pena Kecil
Pena Kecil Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Pena Kecil

Seni adalah impian saya dari kecil. Dari sebuah pena sebuah karya lahir. Walaupun impian itu jauh namun dengan menjadikan ini sebuah hobi maka setidaknya diri ini berjalan beriringan dengan impian

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cerbung: Eps 2 (Jakarta) Ketenangan

23 November 2024   19:00 Diperbarui: 23 November 2024   22:11 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Nadya Saraswati

Setelah berkumpul dengan kereta bersaudara, sepada tua pun lekas pergi melanjutkan perjalanannya. Namun ketika di tengah perjalanan, suara riuh terdengar dari kejauhan, penasaran apa yang terjadi sepeda tua pun menghampiri suara tersebut.

"Bis antar kota ini ada apa? dari kejauhan terdengar suara gaduh di sini" tanya sepeda tua.

"Biasalah sepeda tua, dunia semakin tua semakin membuat satu sama lain huru-hara. Ada kemajuan yang membuat perbedaan dan akhirnya terjadi perdebatan" jawab bis antar kota.

"Dasar anak baru, kamu itu jangan belagu" cetus angkot umum.

"Loh, saya bukannya belagu. Tapi memang saya ini lebih modern hahaha" kata angkot jaklingko.

Adu saing sesama angkot terus memanas tanpa malu dilihat oleh kendaraan lain.

"Sudah, sudah. Kalian kenapa harus bertengkar! tanggung jawab dan tujuan kalian dari awalkan sama, mengapa harus beradu saing sih" kata transjakarta.

"Hei transjakarta yang sama itu kalian berdua bukan saya dan dia" kata angkot umum.

"Benar, walaupun kita sama-sama angkot tapi kita ini berbeda jadi tidak bisa disamakan" celetuk angkot jaklingko.

"Kalian tahu tidak. Aku, kopaja dan transjakarta memiliki tanggung jawab dan tujuan yang sama, hanya saja proses jalannya yang berbeda" kata bis antar kota.

"Kamu tahu jika kita fokus dengan kehebatan yang dimiliki semesta lain, pikiran kita akan rusak, emosi akan meningkat dan setiap hari hidup kita akan terus gelisah" kata transjakarta.

"Benar, aku ini hanya bis antar kota. Biasanya hari besar saja orang-orang ramai mengunjungiku. Tapi aku tetap bahagia karena masih ada yang ingat denganku, walaupun tak sebanyak dulu" ucap bis antar kota.

"Kalian tahu jika kita beradu saing satu sama lain semuanya hanya menimbulkan keributan dan akan membuat perpecahan. Semua yang ada di dunia ini memiliki proses kehidupan yang berbeda. Kehidupan itu adalah perjalanan bukan persaingan" saut kopaja.

"Benar, walaupun kalian berbeda pasti kalian memiliki keunggulan masing-masing. Bersyukurlah dengan apa yang kalian miliki karena keberuntungan akan datang kepada insan yang terus berusaha, bersabar dan bersyukur” tutur transjakarta.

Angkot umum dan Angkot jaklingko pun saling berbaikan. Mereka menyadari jika semua yang mereka lakukan hanyalah sia-sia, maka dari itu untuk kedepannya mereka akan saling menghargai satu sama lain. 

Karena semua sudah berdamai, mereka kembali melakukan aktivitasnya masing-masing dan sepeda tua pun melanjutkan perjalanannya kembali. Hari pun semakin sore, suara bising klakson terus berbunyi tanpa henti. Sepeda tua sangat bingung mengapa di Kota ini banyak yang tak sabar. 

"Tinnn...tinnn...tinnn" suara klakson dari salah satu mobil pribadi berwarna biru.

"Hei mobil biru, bisakah bersabar. Lihat lampu menunjukan warna kuning" kata sepeda tua. 

"Hei sepeda tua, tau apa kau dengan jalan raya" saut mobil pribadi biru dengan kasar.

"Haha... sepeda tua, sepeda tua. Waktu itu adalah uang, jadi semua harus cepat. Kau tidak lihat banyak orang-orang berjalan tanpa melihat. Ya karena mereka mengejar uang maka mereka tidak memiliki waktu singkat untuk beristirahat" celetuk sepeda motor.

"Tapi jika seperti itu semua akan semakin kacau. Seharusnya semua berjalan dengan santai sehingga semua dapat bernilai" ujar sepeda tua.

"Hei sepeda tua, yang bernilai itu sesuatu yang indah dan menjadi indah harus memiliki segalanya. Semakin diatas dan bagus semakin bernilai, jadi kau sepeda tua seharusnya kau memodifikasi dirimu supaya kau bisa bernilai" kata mobil pribadi biru.

"Hei mobil biru, sombong sekali kau berbicara seperti itu. Seharusnya kau sadar jika memiliki segalanya itu belum tentu bernilai. Ibaratnya, jika engkau menuju sebuah tempat terlalu cepat itu percuma saja, tetapi ketika kamu berjalan sambil menikmati perjalanannya kamu akan mendapatkan pembelajaran dan sebuah kenangan, walaupun kau lebih lama sampai tempat tujuan" kata mobil truk disebelahnya.

"Lagi pula bukankah kita perlu ketenangan?" Kata sepeda tua.

"Ketenangan kau bilang? Sepeda tua di Kota ini tidak ada ketenangan, semua menyala 24 jam. Semua itu karena mereka berlomba-lomba menjadi yang berkuasa, jadi jangankan dijalan raya, sekali fisiknya terdiam tetap saja otak dan pikiran tetap berjalan" kata mobil pribadi biru.

"Benar sekali apa yang dikatakan sepeda tua itu. Ketenangan itu mencangkup emosional, spiritual dan mental. Jika dalam menjalani proses kehidupan jiwa ini memiliki ketenangan, maka kehidupan itu akan lebih baik. Jika memang ingin mengejar sebuah keinginan berdampinganlah dengan ketenangan, selain itu ketenangan mampu membuat rasa bahagia muncul setiap hari. Hei mobil biru bagaimana jika aku menantangmu, cobalah kau terapkan ketenangan itu dalam sehari-harinya jika keadaannya semakin kacau kau bisa menemuiku kembali dan menyalahkanku" kata mobil truk

Mobil pribadi berwarna biru itupun menerima tantangan yang diberikan oleh mobil truk dan tak lama mereka berbincang, lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Semuanya kembali berjalan dan berpisah, sepeda tua pun melanjutkan perjalanannya. 

Hari semakin hari sepeda tua melihat keunikan-keunikan yang ada di Kota Jakarta ini. Ketika terdiam dipinggir jalan, Ia melihat mobil pribadi berwana biru dan mobil truk yang Ia kenal sedang berbincang di ujung jalan. Sepeda tua pun menghampirinya. 

"Halo, ku lihat dari ujung sana kalian serius sekali mengobrol" kata sepada tua.

"Begini sepeda tua, apa kau ingat perkataanku waktu itu, tentang tantangan untuk mobil pribadi biru ini untuk menerapkan ketenangan" kata mobil truk.

"Ya, saya masih ingat. Lalu bagaimana hasilnya?" Tanya sepeda tua.

"Iya aku menerima tantangannya dan aku terapkan ketenangan setiap harinya. Kalian benar sebagai insan di dunia ini memang perlu adanya ketenangan. Ketenangan membuat semua menjadi bijak dan kehidupan pun lebih baik jika ketenangan itu ada. Ketenangan membuat perubahan dalam menjalani kehidupan. Maka dari itu aku menemui mobil truk dan aku ingin mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah memberikan pelajaran yang penting dalam hidup. Kejadian itu akan menjadi kenangan yang tak pernah aku lupakan" kata mobil pribadi biru dengan tersenyum. 

Mobil pribadi, mobil truk dan sepeda tua pun tersenyum dan gembira bersama. Dalam satu minggu ini sepeda tua banyak sekali menerima pembelajaran kehidupan dari sekelilingnya. Jika kita tidak berjalan berdampingan dengan ketenangan maka semua rasa iri, sombong dan egois itu akan menguasai diri kita sendiri, lalu akan terjadi adu saing yang tidak sehat disepanjang harinya.

Bersyukur dengan apa yang kita miliki, ketenangan yang kita jalani, maka semua kehidupan akan jauh lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun