D. The 5th verse of the Poem "Light in the Sky of Pagaruyung (For the Heir of the Pagaruyung Kingdom, bundo Raudha Thaib)" by Leni Marlina
We, the millennials of the digital age,
stand in hushed reverence,
hearing your name reverberate through the leaves,
kissing the footprints you've left upon our ancestral soil, the Minangkabau realm.
Each step you take draws us closer
to the horizon where dreams and reality entwine,
where hope finds solid ground
beneath skies that are never truly dark.
Bundo Raudha,
words of gratitude will never suffice
to convey the lessons and wisdom you've imparted,
for every spark of motivation and kindness you've sown,
for every dream and inspiration you ignite.
You are the August moonlight that never wanes throughout the year,
a guiding lighthouse and luminary
on our long, winding journey strewn with stones.
E. Teknik Penerjemahan Puisi
Dalam menerjemahkan bait ke-5 dari puisi "Cahaya di Langit Pagaruyung," beberapa teknik penerjemahan yang digunakan adalah:
1. Adaptasi: Teknik ini digunakan untuk menyesuaikan makna budaya dan simbol yang spesifik dalam bahasa asal agar tetap relevan dan dapat dipahami oleh pembaca dalam bahasa target.
2. Modulasi: Teknik ini melibatkan perubahan sudut pandang atau cara penyampaian, terutama pada frasa yang sulit diterjemahkan secara literal, untuk menjaga makna dan nuansa aslinya.
3. Penerjemahan Harfiah (Literal): Digunakan pada bagian-bagian di mana struktur dan kata-kata dalam bahasa asli bisa dipertahankan dalam bahasa target tanpa mengubah makna atau keindahannya.
F. Strategi Penerjemahan
Beberapa strategi yang digunakan dalam penerjemahan bait ini antara lain:
1. Strategi Kompensasi: Digunakan ketika elemen tertentu dalam bahasa asli tidak dapat diterjemahkan secara langsung, maka elemen tersebut diganti dengan sesuatu yang memberikan efek serupa dalam bahasa target.