stunting tengah digalakkan oleh tim mahasiswa Bioteknologi dan Kimia dari Universitas Negeri Malang. Melalui program sosialisasi yang diadakan di SMA Surya Buana Malang, tim ini memperkenalkan inovasi baru dalam pembuatan bolu terfortifikasi menggunakan daun kelor sebagai bahan utamanya.
Sebuah langkah kreatif dalam mengatasi masalahStunting, sebuah permasalahan serius dalam pertumbuhan anak-anak di Indonesia, semakin mendapat sorotan. Hal ini tidak lepas dari kurangnya gizi dan nutrisi yang dibutuhkan dalam fase pertumbuhan, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak-anak dalam jangka panjang.
Mengusung konsep pembuatan bolu kelor terfortifikasi, tim ini menghadirkan solusi inovatif yang didasarkan pada kandungan nutrisi tinggi dalam daun kelor. Daun kelor mengandung antioksidan yang tinggi, sehingga dihasilkan inovasi tersebut untuk membantu mengatasi stunting. Daun kelor juga mengandung beragam vitamin (vitamin A, vitamin B2, vitamin B6, dan vitamin C) dan mineral (zat besi dan magnesium) yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak dalam perkembangan untuk mencegah stunting.Â
Dalam kegiatan sosialisasi yang berlangsung pada hari Selasa lalu (30/4), siswa-siswi kelas 12 SMA Surya Buana diajak secara langsung untuk terlibat dalam proses pembuatan bolu kelor tersebut. Mereka diberikan pengetahuan tentang manfaat gizi kelor dan pentingnya konsumsi makanan bergizi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dengan panduan dari tim mahasiswa, mereka berhasil menciptakan bolu kelor yang sesuai dengan harapan.
Harapan dari tim ini bukan hanya sebatas pada kesadaran siswa tentang pentingnya gizi untuk mencegah stunting, tetapi juga dalam memperluas pengetahuan masyarakat akan produk bioteknologi. Melalui pembagian pengalaman mereka, diharapkan pesan tentang pentingnya makanan bergizi dan inovasi dalam bidang bioteknologi dapat tersebar lebih luas.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang memastikan pemahaman siswa lebih dalam tentang stunting, bioteknologi, dan manfaat bolu kelor terfortifikasi. Hasilnya, sebagian besar siswa menjadi lebih paham dan termotivasi untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting.
Inovasi bolu kelor bukan hanya sekadar resep baru, tetapi juga merupakan tonggak penting dalam upaya bersama mengatasi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam hal pencegahan stunting. Dengan semangat kreativitas dan kolaborasi antar-generasi, langkah-langkah kecil seperti ini diharapkan dapat memberikan dampak yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak di Indonesia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H