Mohon tunggu...
Nadya Rahmeinasari
Nadya Rahmeinasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Personal Account

"Writing is simply thinking through my fingers."- Isaac Asimov

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Setitik Kehidupan di Luasnya Semesta

7 April 2021   09:35 Diperbarui: 7 April 2021   15:06 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mengapa Exolife sulit ditemukan?

Jarak, ia merupakan salah satu penyebab mengapa hingga detik ini, umat manusia belum juga dapat berjumpa atau sekedar menyapa lewat sinyal yang dikirimkan exolife. Jika pun sinyal-sinyal tersebut telah dikirimkan, maka prosesnya memakan waktu yang tidak sebentar. Jarak yang sangat jauh menurut Ferry, membuat sinyal-sinyal tersebut bisa saja sampai lebih lama dari waktu yang ada di Bumi kita.

Kita ada dalam alam semesta yang sangat luas, di mana dalam setiap sistem galaksi kita, setiap bintang terpisah jarak antar 4 hingga 10 tahun cahaya dengan waktu rata-rata yang paling dekat, sehingga untuk sekedar berkomunikasi apalagi berjumpa secara langsung merupakan satu tindakan yang cukup sulit untuk saat ini. “Atau bisa saja teknologi mereka di luar sana tidak secanggih yang kita bayangkan, sehingga sulit pula untuk menerjemahkan sinyal-sinyal itu,” kata lelaki itu sambil tersenyum.

Siapkah Kita dengan Kedatangan Mereka?

Saat ditanya hal demikian, Ferry nampak tertawa kecil, dengan sedikit terbata ia menjawab, sebagian orang akan mengatakan kita siap, dengan catatan menemukan exolife dengan bentuk yang sederhana. Akan tetapi, jika kemunculannya tanpa “diundang” menurutnya bisa saja menjadi masalah besar bagi umat manusia. “Kita cenderung takut dan paranoid dengan sesuatu yang tidak kita kenal, dengan begitu kita akan bersikap lebih agresif,” ucapnya.

Belum lagi pengaruh budaya yang ada selama ini, jika sejak dulu manusia disuguhkan pada tayangan-tayangan yang menyajikan karakter makhluk luar angkasa sebagai makhluk yang ramah dengan penduduk Bumi, kemungkinan orang-orang akan lebih siap bertemu dengan mereka, tapi tidak jika sebaliknya. “Seandainya kita merasa lebih superior dengan keberadaan alien tersebut, maka kita akan merasa aman, tetapi jika kita merasa inferior ini akan bisa menjadi masalah tersendiri untuk kita,” ia menambahkan.

Lalu, pertanyaan kembali muncul, mengapa manusia selalu mencari tahu potensi-potensi yang ada di luar sana, padahal kita tahu hal tersebut dapat mengancam kehidupan kita?

Dengan tenang Ferry menjawab bahwa hal itu merupakan bentuk alami kita sebagai manusia, yang selalu dihantui rasa ingin tahu akan seluruh hal yang ada di dunia ini. Hal itu merupakan dasar dari seorang manusia, sehingga menurutnya sulit untuk dipungkiri.

Di akhir perbincangan, lelaki Simatupang itu berpesan, zaman sekarang adalah zaman di mana kita dihujani berbagai macam informasi dari berbagai arah dan sumber. 

“Tapi harap berhati-hati untuk memilahnya, sehingga kita tidak tersesat dalam rimba infromasi saat ini. Mencari sumber-sumber terpercaya yang bisa dipegang dan kejar keingintahuan Anda.” Serangkaian kata tersebut menjadi penutup dialog daring pada malam itu.

(NR)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun