Mohon tunggu...
Puisi

Palestina

12 Mei 2019   19:38 Diperbarui: 12 Mei 2019   19:59 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ramadhan yang seharusnya jadi bulan kemenangan kita bersama.
Justru jadi bulan kesedihan kita semua.
Saat zionis Israel dengan gencarnya kembali melakukan serangan bersenjata.

Menghancurkan bangunan-bangunan kokoh beserta penghuninya.
Menyisakan puing-puing yang bertebaran dimana-mana, jasad yang hanya tinggal nama, serta aroma darah segar yang mengudara.
Menghilangkan ratusan bahkan ribuan nyawa.
Bukan hanya yang dewasa saja tapi juga janin yang masih bersemayam dalam perut ibunya.

Anak-anak kecil tak berdosa dan tidak tahu apa-apa, hanya bisa menangis ketika dilanda kehausan dan kelaparan.
Merintih ketakutan ketika melihat orang tua, keluarga dan sanak saudaranya diselimuti kain kafan.
Menjerit kesakitan, ketika tertimbun reruntuhan bangunan dengan darah yang sudah setia mengalir di sekujur badan.

Perlakuan yang tidak bisa diterima.
Memancing kemarahan para pejuang Palestina.
Seketika, satu juta pahlawan tercipta.
Dengan keberanian yang luar biasa.
Dengan dada merah menyala.
Dengan semangat yang membara.
Mereka bergerak bersama-sama.
Bersenjatakan batu-batu neraka.
Siap melumat Israel durjana sejadi-jadinya tanpa tersisa.
Diiringi seruan takbir yang menggelegar di udara.
Menembus dinding langit Palestina.
Menghadirkan Allah bersama mereka.
Allahuakbar!
Allahuakbar!
Allahuakbar!

Perjuangan yang tidak ternilai harganya.
Mempertaruhkan nyawa untuk membela agama dan seluruh umat Islam di dunia.
Tidak bisa dibayar dengan dollar Amerika.
Tidak bisa ditukar dengan harta dan takhta raja.
Tidak sebanding dengan dunia dan seisinya.

Perlawanan di bumi Palestina
Tidak sedikit yang memakan jiwa
Menghadirkan kembali para syuhada
Yang siap disambut bahagia penduduk surga.

Sedangkan kami yang dibela
Jauh dari kalian yang disana
Tidak bisa berbuat apa-apa
Selain melangitkan doa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun