Puisi essay Bukan siapa-siapa untukmu, sang Surya.Â
Bukan Siapa-Siapa
Siapa? Aku berulah dengan kata siapa, sama saja halnya aku siapa, dalam ruangmu wahai siapa bagi yang tak mengenal! Siapa sangka aku tak salah menebak jawabmu dengan kata, Siapa? Siapapun aku dalam ruangmu di chat WA, berani mengganggu aktivitasmu tanpa sengaja. Maaf, aku hanya ingin kita tegur sapa, meski hanya kata "Siapa" Lalu aku jawab Bukan siapa-siapa. Dan aku benar-benar berbahagia, bergelak tawa yang tersembunyi di balik sapaan ketika chat WA. Siapa tahu aku bukan siapa-siapa, sekarang adalah siapa saja yang berbahagia dalam lakon yang tersandang dalam aksara. Siapa yang tak terduga dengan lakon semesta, siapapun dibuat heran bertanya-tanya. Sama halnya siapapun menduga aku hanya coba coba dalam rayuan menggila, saat inginkan kita tegur sapa. Padahal di balik menggila percayalah itu tak sengaja. Namun Siapa tak percaya pada dugaan aku dalam aksara yang telah menjadi nyata. Mereka hanyalah beda dimensi dalam lensa siber sastra. Sekarang aku katakan pada siapa saja yang mendengar rajutan aksara di balik saduran sang semesta, bahwa aku telah bertegur sapa tanpa cinta. Dan syukur aku sembah selalu haturkan seakan sapaan berupa Siapa? menjadi mantra tiap hari seusai selasa, karena hari esok tak lagi resah perihal kabarmu, cukup Siapa adalah untaian kata dalam rangkaian cinta. Pada siapa saja yang mengagumimu sang surya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H