Mohon tunggu...
Nadiy Al Kaffi
Nadiy Al Kaffi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memiliki ketertarikan pada dunia otomotif, teknologi, games, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Manajemen Isu Samsung Dalam Menanganin Krisis Galaxy Note 7 dan Pemulihan Kepercayaan Konsumen

13 Januari 2025   07:42 Diperbarui: 13 Januari 2025   09:49 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Judul: Strategi Manajemen Isu Samsung Dalam Menanganin Krisis Galaxy Note 7 dan Pemulihan Kepercayaan Konsumen

Nama Penulis: Nadiy Al Kaffi

Dosen Pengampu: Saeful Mujab, S.Sos, M.l.Kom

Abstrak
Samsung adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia yang dikenal akan inovasinya dalam menciptakan produk-produk elektronik berkualitas tinggi. Namun, pada 2016, Samsung menghadapi krisis besar terkait Galaxy Note 7, karena terdapat cacat pada baterai yang menyebabkan perangkat tersebut terbakar atau meledak, sehingga memunculkan kekhawatiran tentang keamanan produk. Krisis ini memberikan dampak signifikan pada reputasi perusahaan, kepercayaan konsumen, dan posisi pasar mereka. Dalam menanggapi situasi ini, Samsung mengambil sejumlah langkah strategis, seperti penarikan produk, penghentian produksi, investigasi mendalam, penerapan standar keamanan baru, dan komunikasi publik yang transparan.

Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan secara mendalam langkah-langkah manajemen isu yang dilakukan Samsung dalam menghadapi krisis ini. Data sekunder, seperti laporan media dan dokumen resmi perusahaan, dianalisis untuk memberikan deskripsi terperinci tentang strategi yang diambil. Hasil analisis menunjukkan bahwa langkah-langkah tersebut, meskipun tidak sempurna, mampu memitigasi dampak negatif dari krisis. Peluncuran Galaxy Note 8 menjadi momen penting dalam pemulihan, dengan fokus pada inovasi dan keamanan melalui "8-Point Battery Safety Check" yang menegaskan komitmen perusahaan terhadap kualitas produk. Strategi ini berhasil membantu Samsung memulihkan citra merek dan kepercayaan publik.

Pendahuluan
Samsung adalah perusahaan konglomerat asal Korea Selatan yang didirikan pada tahun 1938 oleh Lee Byung-chull. Berkantor pusat di Samsung Town, Seoul, perusahaan ini melayani pasar global dengan berbagai produk seperti elektronik konsumen, komponen elektronik, semikonduktor, peralatan medis, dan peralatan telekomunikasi. Selain itu, Samsung juga menyediakan jasa di bidang teknologi informasi, keuangan, konstruksi, periklanan, dan hiburan. Dengan moto Imagine the Possibilities, Samsung memiliki beberapa anak perusahaan besar, termasuk Samsung Electronics, Samsung Life Insurance, Samsung Heavy Industries, Samsung C&T, dan Samsung SDS. Pada tahun 1992, Samsung menjadi produsen memory chip terbesar di dunia dan berhasil melewati krisis ekonomi Asia pada tahun 1997. Sekarang, perusahaan ini dikenal sebagai salah satu produsen terkemuka panel layar LCD, TV, dan telepon pintar. Nama "Samsung," yang berarti "tiga bintang," mencerminkan visi besar perusahaan untuk terus berkembang dan menjadi pemimpin di berbagai industri.

Manajemen isu merupakan strategi proaktif yang krusial dalam menjaga reputasi dan kelangsungan sebuah perusahaan. Dengan mengidentifikasi risiko sejak awal, mengevaluasi dampaknya, serta mengambil tindakan yang tepat, organisasi dapat mengubah potensi masalah menjadi kesempatan untuk memperkuat kepercayaan di kalangan pemangku kepentingan. Manajemen isu menjadi salah satu aspek penting dalam keberlangsungan sebuah perusahaan. Terutama di era globalisasi dan keterbukaan informasi yang membuat reputasi perusahaan mudah terpengaruh oleh insiden tertentu. Salah satu kasus yang mencerminkan pentingnya manajemen isu adalah insiden yang dialami oleh Samsung terkait Galaxy Note 7 pada tahun 2016. Produk ini awalnya diluncurkan sebagai inovasi unggulan dengan teknologi canggih untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Namun menciptakan krisis besar akibat cacat pada baterainya.

Galaxy Note 7 mengalami permasalahan serius berupa kasus meledak atau terbakar. Hal itu memengaruhi keamanan pengguna dan mengundang sorotan global dari media, konsumen, dan regulator. Akibatnya, Samsung harus melakukan penarikan produk secara global (global recall), menghentikan produksi Galaxy Note 7, dan mengalami kerugian finansial serta terancam menurunnya reputasi Samsung itu sendiri. Insiden ini memberikan tantangan besar bagi Samsung untuk menjaga kepercayaan konsumen dan memastikan keberlangsungan bisnisnya di pasar teknologi yang sangat kompetitif.

Isu yang dialami Samsung bukan hanya menggambarkan dampak teknis dari kegagalan produk, tetapi juga memperlihatkan pentingnya pengelolaan komunikasi perusahaan saat menghadapi tekanan publik. Respons yang tidak tepat dalam situasi krisis dapat menyebabkan kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan kerusakan material, yakni hilangnya kepercayaan konsumen dan investor. Oleh karena itu, Samsung berusaha membangun kembali kepercayaan tersebut melalui langkah-langkah strategis yang mencakup investigasi mendalam terhadap penyebab insiden, penerapan inovasi baru dalam teknologi keamanan, serta penguatan citra merek melalui kampanye transparansi.  

Dengan mengambil langkah-langkah komprehensif, Samsung berhasil mengubah krisis Galaxy Note 7 menjadi peluang untuk menunjukkan komitmen terhadap konsumen dan meningkatkan standar industri dalam hal keamanan dan kualitas. Kasus ini menjadi contoh yang dalam memahami pentingnya manajemen isu yang baik di era modern.

Metode

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun