Malang - Dilansir dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, rekap data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukan bahwa Indonesia memiliki timbunan sampah sebanyak 19,45 ton pada akhir 2022. Mengejutkannya, Jawa Timur menempati peringkat ketiga nasional dengan banyak timbunan sampah seberat 1,63 ton atau sebanding dengan 8,38% sampah nasional. Hal ini sangat memprihatinkan lantaran permasalahan sampah tersebut menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat yang menjadikan kualitas hidup turut menurun.Â
Permasalahan sampah ini juga terjadi di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) melihat masih ada sampah yang masih dibuang di sungai bahkan di lahan tepian sungai.Â
Sampah tersebut meliputi sampah reduksi maupun barang-barang rumah tangga seperti selimut yang sudah tidak terpakai, bantal yang sudah usang. Meskipun demikian, Desa Sumberpasir memiliki sistem pembuangan sampah yang cukup baik, yaitu dengan pengambilan sampah terjadwal oleh petugas Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST).Â
Setiap bulan warga yang terdaftar dalam program ini diwajibkan membayar iuran agar sampah mereka diangkut. Sayangnya, tidak sedikit pula yang masih belum mendaftarkan diri pada program ini. Peran mahasiswa KKN dalam menghadapi permasalahan sampah ini adalah dengan mengadakan penyuluhan sampah dengan tujuan menyadarkan masyarakat betapa pentingnya pengolahan sampah agar tidak menimbulkan permasalahan bagi lingkungan tempat tinggal mereka.
Berkolaborasi dengan Ngalam Waste Bank (NWB), kegiatan penyuluhan dilaksanakan Sabtu (01/07) bertempat di Bank Sampah Sumekar di Dusun Botoputih RT 30. Bank Sampah Sumekar merupakan bank sampah yang berada di bawah naungan NWB. Pembicara kegiatan penyuluhan ini adalah Bapak Musrofin, S.E yang merupakan ketua Ngalam Waste Bank.Â
Kegiatan ini menjadi salah satu program kerja mahasiswa KKN UM untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah dengan baik. Target dari program kerja ini adalah anggota PKK dusun Botoputih. Menurut Koordinator Desa Kelompok KKN UM Sumberpasir, ibu-ibu merupakan tokoh penting dalam pengelolaan sampah rumah tangga, sehingga penyuluhan ini diperuntukkan bagi ibu-ibu PKK.
Penyuluhan ini berjalan dengan baik, diawali dengan sambutan hangat dari Bapak Agus selaku Kepala Dusun Botoputih kemudian dilanjutkan dengan penyampaian jenis-jenis sampah dan dampaknya bagi lingkungan oleh Bapak Musrofin S.E. Pada akhir acara, mahasiswa KKN UM meminta warga yang hadir untuk mengisi angket sebagai pengukur indikator pemahaman. Hasilnya banyak warga yang akhirnya memahami jenis-jenis sampah dengan baik. Warga memberikan tanggapan bahwa penyuluhan semacam ini bermanfaat bagi ibu rumah tangga dalam mengelola sampah, sehingga keluarga dapat tinggal dalam lingkungan yang sehat.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H