Mohon tunggu...
Nadiyah Tzurayya
Nadiyah Tzurayya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Saya merupakan mahasiswa Meteorologi di IPB University. Memiliki kepribadian yang ceria dan optimis akan masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Sumberdaya Lingkungan dan Kesejahteraan Keluarga oleh Keluarga yang Tinggal di Bantaran Sungai

28 April 2024   18:55 Diperbarui: 28 April 2024   19:02 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia sebagai makhluk sosial, secara intrinsik terikat pada interaksi yang didasarkan pada saling ketergantungan dengan manusia lainnya dan lingkungan sekitarnya. Individu dalam sebuah keluarga memiliki tujuan untuk berkembang dan belajar agar dapat menciptakan interaksi yang baik dengan orang lain, membangun hubungan yang sehat, serta mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. 

Manajemen Sumberdaya Keluarga merupakan suatu bidang ilmu dan pengetahuan yang memasalahkan dan memberi petunjuk tentang cara-cara mengendalikan dan menyelesaikan segala macam pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Mengelola sumber daya tidaklah semata-mata untuk kegiatan di dalam rumah tangga, akan tetapi juga untuk kegiatan di luar rumah tangga yang erat kaitannya dengan kepentingan anggota keluarga.

Secara umum, faktor kesejahteraan keluarga terbagi menjadi dua kategori yaitu faktor ekonomi dan faktor sosial. Faktor ekonomi mencakup aspek pendapatan keluarga dalam periode waktu tertentu, sedangkan faktor sosial dapat mencakup lingkungan sosial dan lingkungan tempat tinggal. Hal ini dicontohkan pada keluarga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai sering kali menghadapi tantangan kesejahteraan yang lebih besar. Faktor sosial pada segi lingkungan tempat tinggal menjadi penyebab utama kurangnya kesejahteraan dalam keluarga yang tinggal di wilayah tersebut. 

Timbunan sampah yang terbawa oleh aliran sungai mengancam kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarga yang tinggal di sekitarnya. Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan juga merupakan masalah yang sering dihadapi oleh keluarga yang tinggal di bantaran sungai. 

Terkadang, karena minimnya pemahaman akan dampak negatif dari lingkungan yang kotor, beberapa keluarga cenderung kurang peduli terhadap kebersihan sungai dan sekitarnya. Kondisi ini dapat diperparah oleh kurangnya akses terhadap layanan pengelolaan sampah yang memadai atau kurangnya pengetahuan tentang cara-cara yang ramah lingkungan untuk mengelola limbah

Contoh kasusnya adalah masyarakat di Kampung Pulo dan Bale Kambang. Melalui data yang didapatkan melalui survey, menunjukkan adanya kebiasaan masyarakat untuk menganggap sungai sebagai tempat pembuangan, baik melalui kebiasaan membuang sampah langsung ke sungai (80% di Bale Kambang dan 88% di Kampung Pulo) serta kebiasaan menggunakan WC umum dengan pembuangan langsung ke kali (52% di Bale Kambang dan 74% di Kampung Pulo). 

Di lain pihak, sungai ternyata juga memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari,  melalui pemanfaatan sungai oleh masyarakat untuk keperluan mandi, mencuci, sebagai bahan baku air minum dan sebagainya. Keterkaitan sungai ini disebabkan, karena sungai merupakan penyedia fasilitas bagi kehidupan mereka sehari-hari. 

Ada ketidakkonsistenan dalam kebiasaan masyarakat dalam hubungannya dengan sungai. Meskipun sungai memberikan manfaat bagi mereka, namun penduduk tidak memiliki perilaku kebiasaan pemeliharaan sungai sebagaimana tercermin dalam kebiasaan membuang sampah dan limbah WC langsung ke sungai sehingga dapat menimbulkan pencemaran.

Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah sekitar sungai ini juga mengungkapkan berbagai kesulitan, keresahan dan harapan mereka terkait dengan sungai dan masalah banjir. Di kedua wilayah, masyarakat mengungkapkan kesulitan bahwa saat banjir terdapat banyak penyakit. Selain itu, masyarakat di Kampung Pulo mengungkapkan berbagai kesulitan yang mereka alami, yaitu posko banjir yang kurang layak, anak-anak tidak sekolah karena banjir, tidak ada transportasi saat banjir, serta biaya rumah yang tinggi karena banjir. 

Kesulitan-kesulitan ini tidak diungkapkan oleh masyarakat di Bale Kambang. Tampaknya, masyarakat Bale Kambang lebih dapat menerima kondisi yang ada pada saat banjir dibandingkan masyarakat Kampung Pulo. Hal ini dapat terjadi karena akumulasi banjir yang lebih parah terjadi di Kampung Pulo dibandingkan di Bale Kambang sehingga kondisi masyarakat Di Kampung Pulo cenderung mengalami lebih banyak kesulitan. Masyarakat di kedua wilayah mengungkapkan keresahan mereka apabila debit di pintu air Katulampa Bogor tinggi, serta ketakutan akan penggusuran rumah dan kesulitan mencari nafkah bila harus pindah.

Manajemen sumberdaya lingkungan memainkan peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai. Upaya pemantauan dan pengelolaan sumberdaya alam yang efektif dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari. Penerapan praktik-praktik pelestarian lingkungan yang ramah lingkungan, seperti daur ulang sampah dan penggunaan energi terbarukan, dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Pentingnya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan pada keluarga yang tinggal di bantaran sungai dapat menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan keluarga di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun