Mohon tunggu...
nadiyah hansur
nadiyah hansur Mohon Tunggu... Ilmuwan - unismuh makassar

seorang yang hanya ingin melihat bangsa ini makmur melalui pertanian, dan akan berusaha memakmurkan Indonesia tercinta...

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembuatan Hewan Coba Covid-19

29 Agustus 2024   23:16 Diperbarui: 29 Agustus 2024   23:24 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COVID-19 adalah penyakit yang sangat mempengaruhi sistem pernapasan kita. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit ini dapat memicu peradangan parah di paru-paru, terutama pada mereka yang mengalami gejala berat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa protein spike dari virus ini memainkan peran penting dalam menyebabkan kerusakan paru-paru. Para peneliti menyuntikkan protein ini pada tikus laboratorium untuk mempelajari bagaimana paru-paru merespons dan bagaimana peradangan berkembang. Dalam eksperimen ini, tikus menunjukkan tanda-tanda peradangan ringan di paru-paru setelah terpapar protein spike, mirip dengan yang terjadi pada manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, hasil penelitian ini memberikan kita wawasan tentang bagaimana virus ini mempengaruhi tubuh manusia. Gejala yang ditimbulkan oleh virus ini, seperti sesak napas dan batuk, terkait dengan kerusakan yang terjadi di dalam paru-paru. Seiring virus menyebar, dinding alveoli (bagian paru-paru yang berfungsi untuk pertukaran oksigen) menjadi lebih tebal, dan terjadi infiltrasi sel-sel imun yang mengakibatkan peradangan. Pada manusia, hal ini dapat menyebabkan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) yang sering ditemukan pada pasien COVID-19 parah.

Penting bagi kita untuk memahami bahwa peradangan ini tidak hanya mempengaruhi paru-paru tetapi juga bisa berdampak pada organ lain. Pada beberapa kasus, kerusakan organ lebih lanjut, seperti jantung atau ginjal, bisa terjadi akibat respon imun tubuh yang berlebihan. Inilah mengapa penting untuk mencari terapi yang dapat mengurangi peradangan ini, dan penelitian pada model hewan seperti tikus bisa membantu ilmuwan mengembangkan obat yang efektif untuk mengatasi COVID-19.

Kesimpulannya, meskipun peradangan pada paru-paru terlihat parah, penelitian ini menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, peradangan tersebut dapat pulih secara alami, setidaknya pada tikus. Hasil penelitian ini juga memberikan harapan bagi kita bahwa dengan memahami lebih baik bagaimana virus ini bekerja, kita dapat mengembangkan pengobatan yang lebih baik untuk mengurangi dampaknya pada tubuh manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun