Mohon tunggu...
Fiksiana

Aurora yang Fenomenal namun Langka

4 September 2017   20:24 Diperbarui: 5 September 2017   18:27 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Aurora merupakan salah satu fenomena alam yang langka. Peristiwa alam ini hanya terjadi pada daerah yang berada di lintang tinggi seperti di kutub. Aurora terbentuk akibat panas dari bongkahan benda langit yang berasal dari matahari yang kemudian di tolak oleh bagian kutub magnet bumi dan juga karena adanya pembelokan arah angin matahari oleh medan magnet bumi ke daerah kutub. Aurora memiliki dua jenis, yakni berada pada kutub utara yang di namakan dengan Aurora Borealis dan pada kutub selatan dengan Aurora Australis.

        Aurora Borealis yang berada pada kutub utara sehingga biasanya akan muncul antara bulan September dan Oktober, dan untuk Aurora Australis akan muncul pada bulan Maret dan April setiap tahunnya di belahan bumi selatan. Sehingga pada hakikatnya aurora hanya terlihat saat musim gugur dan menjelang musim dingin. Mengapa seperti itu, karena pada waktu tersebut wilayah kutub sudah sedikit menerima paparan sinar matahari dengan kata lain siang lebih singkat daripada malam.

        Aurora akan muncul tentu ada penyebabnya. Penyebab yang pertama ialah bintik matahari. Bintik matahari adalah area gelap atau hitam dan area dingin di permukaan matahari yang disebut fotosfer. Bintik matahari ini berukuran sangat besar, sekitar 50.000 kilometer. Bintik matahari terjadi di karenakan adanya interaksi pada medan magnet matahari yang tidak sempurna.

        Penyebab yang kedua ialah badai matahari. Pada lapisan-lapisan matahari khususnya inti matahari suhu yang di miliki mencapai 27.000.000 derajat farenheit atau sama dengan 15.000.000 derajat celcius, suhu di permukaan matahari sering tidak stabil sehingga di permukaan sering terjadi proses mendidihnya air dan gelembung. Seperti yang telah di bahas sebelumnya, di bagian permukaan matahari ada area yang di namakan bintik matahari akibat tidak stabilnya suhu serta medan magnet yang ada partikel tersbeut kemudian lepas dan terlontar, proses lontaran tersebut yang biasa di kenal dengan badai matahari yang mampu menjangkau bumi dalam jangka waktu 40 jam.

        Penyebab ketiga ialah oksigen dan nitrogen. Mengapa oksigen dan nitrogen menjadi penyebab terjadinya aurora? Sebelum itu perlu di ketahui bahwa jenis partikel yang di bawa oleh angin surya adalah berupa proton dan elektron. Dua senyawa tersebutlah yang sebagian lagi masuk ke dalam lapisan atmosfer, saat kedua proton dan elektron tersebut terbawa anagin mendekati kutub medan magnet bumi, saat itulah ia akan bercampur dengan nitrogen ataupun oksigen di lapisan udara bumi. 

Maka dari itu warna aurora menjadi kuning dan hijau apabila bercampur dengan oksigen. Sedangkan warna violet di hasilkan dari surya yang bercampuran dengan nitrogen. Namun tak hanya itu, faktor ketinggian pun bisa merubah warna aurora menjadi merah apabila ketinggian di atas 241 kilometer dan akan menjadi warna biru apabila di ketinggian 96,5 kilometer.

        Adapun dampak yang di hasilkan dari aurora, yaitu apabila aurora menjadi bongkahan yang besar dan mencapai bumi, panasnya bias mencapai 70 derajat pada malam hari di atmosfer bumi. Efek dari percikan ini adalah satelit yang ada di angkasa bisa rusak, sambungan telepon pun putus, dan kita tidak bisa mendapatkan arus listrik. Tapi apakah bumi akan terkena dampaknya? Bumi sepertinya tidak akan terkena dampaknya karena jarak bumi dan matahari sangat jauh dan semakin lama gaya grafitasi matahari akan semakin berkurang sehingga menyebabkan bumi akan menjauh dari matahari dan terbebas akan dampaknya.

        Apakah pembaca ada yang sudah melihat aurora atau bahkan ingin melihat aurora secara langsung? Berikut penulis sarankan tempat terbaik untuk menikmati aurora berdasarkan survei website terpercaya, yakni di New Zealand (Selandia Baru) dan Kanada Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun