TULUNGAGUNG - Senin (21/6/2021) Mahasiswa KKN Pulang Kampung UM 2021 menyelenggarakan pelatihan pembuatan eco-enzyme bersama ibu-ibu Pokja di Desa Ngrendeng. Bertempat di Balai Desa Ngrendeng Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.
Kulit buah dan sisa sayur seringkali dianggap sampah bagi sebagian besar orang, sehingga seringkali hanya sekedar dibuang di tempat sampah atau dijadikan pakan ternak. Namun siapa sangka “sampah” ini dapat dimanfaatkan menjadikan cairan serba guna yang dapat digunakan sebagai pupuk, pestisida, obat pel, serta banyak manfaat lainnya. Eco-enzyme sendiri merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi sisa organik, gula, dan air. Cara membuat Eco-Enzyme terbilang sangat mudah.
Cara membuat eco-enzyme
- Menyiapkan kontainer plastik bekas (bisa berupa botol/toples bekas atau jerrycan), air, gula, dan kulit buah yang lunak. Kulit buah yang bisa digunakan misalnya seperti kulit buah jeruk, apel, semangka, lemon, mangga, dll. Selain kulit buah dan sisa sayur, dapat juga ditambahkan pewangi alami seperti sereh atau daun pandan.
- Membuat takaran air, gula, dan sampah organik dengan perbandingan 10:1:3
- Mencampurkan seluruh bahan pada botol yang sudah dipersiapkan.
- Menyimpan botol di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah
- Melonggarkan tutup botol pada 1-2 minggu pertama dan dirapatkan kembali untuk mengeluarkan gas
- Setelah 3 bulan eco-enzyme dapat dipanen.
- Menyaring ampas dan cairan eco-enzyme.
- Menyimpan cairan Eco-Enzyme pada botol di tempat kering dengan suhu ruang.
- Ampas Eco-Enzyme dapat digunakan kembali untuk membuat Eco-Enzyme baru atau digunakan sebagai pembersih toilet serta pupuk.
Tips menentukan takaran bahan
Untuk menentukan takaran bahan Eco-Enzyme dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan volume air yang digunakan. Volume air yang disarankan dari penelitian adalah sebanyak 60% dari volume wadah. Kemudian setelah volume air telah ditentukan, jumlah tersebut dibagi 10 untuk menentukan takaran gula, dari takaran gula kemudian dikali 3 sehingga didapat takaran sampah organik.
Contohnya seperti pada pelatihan ini, digunakan wadah botol bekas air minum berukuran 1,5 L sehingga takaran yang digunakan adalah 900 mL air : 90 gram gula : 270 gram kulit buah dan sayur.
Pelatihan Eco-Enzyme
Pelatihan Eco-Enzyme sendiri diisi oleh Mahasiswa KKN Pulang Kampung UM 2021 Desa Ngrendeng. Materi penjelasan umum mengenai Eco-Enzyme disampaikan oleh Damaris, sedangkan untuk demo pembuatan dilakukan oleh Nadiya dan Karin.
Melalui pelatihan ini Ferdi sebagai ketua pelaksana program kerja pelatihan Eco-Enzyme KKN Pulang Kampung UM 2021 Desa Ngrendeng mengharapkan jika sampah organik rumah tangga di desa Ngrendeng dapat berkurang. Selain itu, membuat Eco-Enzyme dapat digunakan sebagai pengisi waktu luang karena proses membuatnya yang sangat mudah, tidak memerlukan biaya yang mahal dan Alat bahan yang sangat mudah didapatkan. Terlebih lagi, pemanfaatan Eco-Enzyme dapat digunakan secara pribadi maupun untuk dijual.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI