Mohon tunggu...
Nadir Renjana
Nadir Renjana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun nulis puisi

Dan keresahan yang beranak pinak pun menjadi rentetan syair murahan yang berusaha aku komersialkan kepada khalayak ramai. Salam cintaku, kepada setiap yang membaca dengan rasa dan keresahan yang sama. -Nadir Renjana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berjudul: Luka Batin

16 Februari 2022   22:47 Diperbarui: 16 Februari 2022   23:05 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seberapa sering kita mengalami penolakan, kegagalan, sakit hati, atau kehilangan seseorang?"

pertanyaan terakhir yang aku baca,

menjadi pertanyaan terakhir yang paling melekat. 

penolakan, cemooh, dianggap sebelah mata. 

dicampakkan, dipatahkan, ditinggalkan. 

dibunuh terus menerus, tapi tidak mati. 

patah hatiku, kekecewaan. 

seberapa banyak luka yang harus disembunyikan?

lalu topeng yang bagaimana lagi harus dikenakan?

bahkan obat tidur yang ku konsumsi hanya merusak tubuhku. 

bagaimana harus sembuh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun