Mohon tunggu...
Nadine Laksita Revalin
Nadine Laksita Revalin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Fakultas Kesehatan Masyarakat / Program Studi Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengendalian Covid-19 Dipengaruhi Pandangan Vaksin oleh Masyarakat

28 November 2022   14:25 Diperbarui: 28 November 2022   14:28 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Covid-19 saat ini sudah mengalami beberapa kali mutasi. Mutasi adalah perubahan genetika yang menyusun virus. Virus corona yang saat ini sedang mewabah adalah SARS-CoV-2. Namun, masih terdapat masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia dan dunia. Pandemi telah berjalan hampir dua tahun tetapi tetap banyak orang yang masih acuh dengan protokol kesehatan. protokol kesehatan saat ini sangat penting. Pemerintah sudah sering menggalakkan pentingnya menjaga dan mentaati protokol kesehatan tetapi masih banyak yang tidak menaati protokol yang telah dibuat oleh WHO. Jika pemerintah dan WHO saja diabaikan, mungkin masyarakat memerlukan pendekatan yang berbeda. Pendekatan kepada masyarakat untuk memberikan edukasi protokol kesehatan Covid-19 harus menyesuaikan lingkungan dan dasar komunikasi kesehatan kepada masyarakat. Pendekatan promotif dan preventif adalah hal dapat dilakukan untuk membantu menekan angka penderita Covid-19.

Dalam hal ini, tenaga kesehatan masyarakat saat ini memiliki peran cukup penting dan perlu ditingkatkan karena dengan banyaknya tenaga kesehatan masyarakat dapat membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan maupun sosialisasi tentang Covid-19. Selain penangan Covid-19 melalui protokol 5M, vaksinasi menjadi jalan terbaik yang dapat ditempuh pemerintah untuk mengatasi Covid-19. Karena belum ditemukannya obat yang definitif terhadap Covid-19. 

Penemuan vaksin dan program vaksinasi kepada masyarakat lokal, nasional maupun internasional adalah hal yang dapat ditempuh. Dengan jangka waktu yang cukup singkat  survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, WHO dan UNICEF yang dilaksanakan pada November 2020  menunjukkan hanya 64,8% dari 112 ribu lebih responden yang bersedia divaksin. Lainnya, 7,6% menolak dengan tegas vaksinasi COVID dan 27,6% menyatakan kurang informasi terhadap vaksin. 

Hal ini mempersulit pelaksanaan vaksinasi sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19. Dimana stigma masyarakat sangat berpengaruh dalam terlaksananya program vaksinasi kedepannya. Semakin cepat stigma masyarakat diubah maka akan semakin cepat pula program vaksinasi sebagai bentuk pengendalian Covid-19 dapat bekerja, sehingga harapan akan turunnya kasus Covid-19 tidak hanya menjadi angan semata.

Namun, pandangan masyarakat juga dapat diubah apabila kita mengetahui penyebab masyarakat menolak vaksinasi dan keberadaan vaksin itu sendiri. Sebagian masyarakat memiliki pandangan bahwa pemberian vaksin adalah bentuk konspirasi, sebagian lagi menganggap vaksin bukanlah suatu hal yang penting. 

Padahal pada dasarnya vaksin adalah pencegah dan bukan obat. Individu akan bersikap kooperatif terhadap suatu stigma apabila individu lainnya melakukan hal yang sama. Mengetahui hal tersebut pemerintah harus mengambil langkah konkret untuk menggiring stigma masyarakat terhadap vaksin dan vaksinasi. Misalnya dengan mengadakan program sosialisasi pro vaksin selain mengedepankan kepentingan pribadi, ada langkah untuk bekerja sama melindungi sesama. 

Dari awal mula stigma negatif masyarakat dominan membuat pengendalian Covid-19 melalui vaksinasi cukup sulit dilakukan.  Para peneliti menemukan bahwa kemungkinan untuk dites positif Covid-19 sekitar 33 persen lebih rendah, setelah dua minggu dari pemberian suntikan pertama.

Seperti yang terlampir dalam berita harian kompas.com. Kabar baik ini dapat memberikan kita kesimpulan bahwasannya pengaruh pandangan masyarakat terhadap vaksin dan vaksinasi Covid-19 memberi dampak baik. Penurunan angka pasien Covid-19 adalah sebuah capaian yang bagus untuk pemerintah Indonesia. 

Memang pada dasarnya sangat penting memenangkan dukungan dari masyarakat agar program-program kesehatan yang direncanakan berjalan dengan baik. Harapannya masyarakat akan mayoritas melek pro vaksin dan sepenuhnya bersedia di vaksin agar terbentuknya kekebalan komunitas atau herd immunity. Dengan begitu kita dapat segera terbebas dari penerapan pembatasan yang sedang dijalankan oleh pemerintah

KATA KUNCI : Acuh, Covid-19, Vaksinasi, Kekebalan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun