Mohon tunggu...
Nadine Pandiangan
Nadine Pandiangan Mohon Tunggu... Lainnya - Kelas 11

Here to write something that bases on fact.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia dan Perperangan Tanpa Senjatanya dalam Meraih Kemerdekaan

24 Maret 2023   17:45 Diperbarui: 24 Maret 2023   19:23 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: wikipedia.org

Setelah berabad-abad mengalami penjajahan, Indonesia akhirnya menjadi suatu negara yang bebas pada tahun 1945. Kemerdekaan membuat setiap masyarakat Indonesia mendapatkan hak mereka kembali entah itu tanah, harta, kemanusiaan, dan lain-lain. Namun, kemerdekaan tidak didapatkan semudah membalikan telapak tangan, melainkan banyak sekali perjuangan yang dilakukan oleh masyarakat terutama pahlawan-pahlawan kemerdekaan untuk merebutnya.

Indonesia dulunya hanyalah sebuah negara jajahan penuh kerajaan berjuang untuk melawan para penjajah menggunakan kekuatan militer masing-masing. Namun, cara itu tak pernah berhasil. Terlihat dari fakta bahwa Belanda berhasil menguasai Indonesia selama kurang lebih 350 tahun. Bahkan terusirnya Belanda disebabkan oleh kedatangan Jepang pada tahun 1942 bukan perlawanan dari Indonesia sendiri. Tujuan Jepang kala itu tentu saja agar dapat menguasai Indonesia lebih bebas sehingga Indonesia dapat dipakai untuk membantu Jepang dalam peperangan yang Jepang ikuti. 

Dengan kekuatan militer yang lemah dan masuknya penjajah dengan kekuatan militer yang lebih kuat, lantas bagaimana bisa Indonesia akhirnya lepas dari penjajahan Jepang? 

Jepang berusaha mengambil hati rakyat Indonesia dengan membangun berbagai organisasi dengan tujuan untuk melahirkan sumber daya manusia yang kompeten dalam membantu Jepang. Dari banyaknya organisasi yang dibuat, PUTERA adalah organisasi yang berpengaruh besar dalam perjuangan Indonesia. 

Organisasi PUTERA dibentuk oleh pemerintah Jepang. Beberapa tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Syahrir ditawari kerja sama oleh pemerintah Jepang untuk mengelola organisasi tersebut. 

Ketiganya menerima tawaran tersebut dengan pertimbangan bahwa akan lebih efektif untuk menghadapi kejamnya militer Jepang sekaligus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tanpa kekerasan fisik. Pilihan itu menandakan bahwa orang Indonesia kala itu telah berkembang pemikirannya. Ketiga tokoh itu sudah pasti sadar bahwa perjuangan fisik tidak akan berhasil melawan Jepang. 

Disinilah bentuk perjuangan kooperatif Indonesia dimulai. Perjuangan kooperatif adalah perjuangan bersifat halus yang dimana para pelakunya menjalin kerja sama dengan pemerintah penjajah demi meraih tujuan mereka tanpa adanya perlawanan fisik. PUTERA pada akhirnya dibubarkan karena sangat meningkatkan kualitas sumber daya manusia rakyat Indonesia dan tidak menguntungkan Jepang. Meski begitu, semangat nasionalis masyarakat telah terlanjur lahir dan inilah yang membuat perjuangan kooperatif semakin efektif. 

Pada tahun 1944, kekalahan dalam perang pasifik membuat kedudukan Jepang terancam di Indonesia. Tentu harus ada upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kejayaannya. 

Jepang langsung menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Indonesia dan Jepang pun setuju untuk membuat suatu organisasi yang berfungsi untuk merencanakan hal tersebut yaitu Badan Pengawasan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).  

BPUPKI akhirnya diubah menjadi PPKI pada 7 agustus 1945 dengan tujuan untuk memantapkan perencanaan kemerdekaan dan memproklamasikannya secara nyata. Pada kekalahan Jepang di Perang Pasifik/Perang Asia timur tanggal 14 Agustus 1945, PPKI secara diam-diam menjadikan dirinya badan nasional dan menambah 6 anggota baru, sehingga total anggotanya menjadi 27. Dengan demikian, PPKI telah sepenuhnya menjadi organisasi milik Indonesia bukan pemberian Jepang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun