Mohon tunggu...
Nadine Nur Hamima
Nadine Nur Hamima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Accounting Student of Indonesia University of Education

Please, literate what i write on this site, enjoy:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa KKN UPI 2021 Berikan Solusi "Merinding" untuk Pembelajaran Daring

25 Juli 2021   09:00 Diperbarui: 25 Juli 2021   10:05 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka berharap hal ini lebih bisa diperhatikan oleh lembaga, organisasi, atau bahkan relawan yang terdidik untuk membantu memberikan pelatihan penggunaan platform studi online setidaknya untuk platform-platform yang paling sering digunakan untuk mendukung aktivitas pembelajaran dirumah. Memang jika dilihat lebih jauh, hingga saat ini pelatihan dengan lingkup demikian masih minim dilakukan, meski memang ada, informasinya pun masih kurang menyebar secara menyeluruh.

“Memang betul dengan pembelajaran daring tak dipungkiri dapat membantu  peningkatan kompetensi guru berkenaan dengan percepatan revolusi metode pembelajaran, terkait pelatihan  penggunaan media studi online pun sudah dilakukan secara berkala setiap bulan, hanya tetap saja dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat di masa pandemi ini, pelaksanaan yang perlu beriringan dengan pelatihan cukup membuat kewalahan. 

Jujur, beberapa diantara kami sudah cukup sepuh untuk memahami penggunaan aplikasi pembelajaran daring yang tersebar selama ini. Kami, para guru berharap bantuannya dan sebisa mungkin dilakukan pula untuk siswa dan orang tua agar bisa sepadan kompetensinya.” Ucap Kepala SMP Negeri 49 Bandung.

Selain guru, orang tua siswa pun merasakan hal yang serupa. Pemberlakuan pembelajaran daring yang terus menerus diperpanjang selama pandemi ini memang disadari sebagai upaya preventif (pencegahan) untuk dapat melindung diri dan membantu meminimalisasi penyebaran virus Covid-19, namun situasi yang berkepanjangan ini membuat belajar dirumah tak jarang menjadi beban untuk orang tua siswa. Anggapan demikian banyak bermunculan dengan alasan bahwa orang tua siswa tak semua melek teknologi meski di zaman serba modern seperti sekarang ini.

Tak sampai disitu, para orang tua siswa mengeluhkan pembelajaran di rumah secara tidak langsung menuntut orang tua untuk multitasking antara kewajiban mengurus rumah dengan menjadi guru. Kondisi ini seringkali membuat orang tua cukup kalang kabut terutama di waktu yang bersamaan urusan rumah tangga dan pembelajaran daring biasanya harus dilakukan, belum lagi inovasi, kreatifitas dan emosional positif wajib dimunculkan setiap harinya agar anak merasa nyaman, fokus selama belajar, juga merasa didampingi dalam setiap proses pembelajaran sebagaimana jobdesc guru saat sekolah luring.

Fenomena ini ternyata berdampak signifikan terhadap keberlanjutan sekolah siswa. Berdasarkan informasi yang didapatkan, beberapa siswa di salah satu sekolah di Kelurahan Mekarjaya terpaksa putus sekolah karena merasakan kesulitan untuk dapat mengikuti pembelajaran daring dan orang tua pun tidak memiliki kapabilitas yang cukup dalam membantu anak menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi.

Siswa yang menjadi salah satu subjek utama dalam pembelajaran daring mengakui awalnya menyukai metode pembelajaran daring dengan alasan lebih mudah, tidak perlu berangkat ke sekolah, dan lebih nyaman karena dilakukan dirumah dan bisa menggunakan gawai sepuasnya. Namun, setelah kurang lebih 1,5 tahun pemberlakuan pembelajaran daring, mulai muncul rasa bosan karena kurangnya sosialisasi, kurang pahamnya materi, gaya belajar yang tidak sesuai, dan penggunaan media pembelajaran yang kadang kurang dipahami, ketika ditanyakan pada orang tua pun masih tetap kurang membantu.

Sasha, seorang siswa baru SMP Negeri 49 Bandung saat sesi pertanyaan dalam kegiatan MPLS pada tanggal 22 Juli 2021 mengatakan, saat ini ia sudah merasa bosan dengan pembelajaran daring karena pemahaman akan materi, suasana belajar, panduan penggunaan media pembelajaran online yang beragam tidak sepenuhnya dapat dipahami dengan baik dan menyenangkan.

Melihat kendala-kendala pendidikan masa pandemi yang nyata dihadapan mata, para mahasiswa berbagai program studi dari Universitas Pendidikan Indonesia mencoba mencari solusi atas masalah pembelajaran daring tersebut untuk berbagai pihak, yakni guru, siswa, dan orang tua (sasaran aktualisasi solusi atas kendala dilakukan terbatas di SMPN 49 Bandung).

Melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Pendidikan Indonesia: Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan, 8 (delapan) orang mahasiswa bersatu memberikan ide-ide kreatif dan inovatif yang dituangkan dalam program umum bertajuk Perubahan “Merinding!” (Merancang, Merintis, Mendamping, Sukses Belajar Daring!). 

img-20210714-wa0036-60fccef906310e12756f9632.jpg
img-20210714-wa0036-60fccef906310e12756f9632.jpg
img-20210722-wa0015-60fccee71525101a4c1de992.jpg
img-20210722-wa0015-60fccee71525101a4c1de992.jpg
img-20210722-wa0012-60fccf6015251031f0360862.jpg
img-20210722-wa0012-60fccf6015251031f0360862.jpg
img-20210722-wa0016-60fcd09306310e579d4f30b2.jpg
img-20210722-wa0016-60fcd09306310e579d4f30b2.jpg
Hal ini dilakukan dalam rangka kontribusi aktif dan upaya penanggulangan permasalahan pendidikan di masa pandemi Covid-19. Program yang dilakukan tentunya telah melalui beberapa proses branstorming antar mahasiswa yang melibatkan langsung pihak-pihak dari SMP Negeri 49 Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun