Pada era seperti sekarang ini siapa sih yang tidak mengenal rokok? Rokok merupakan salah satu produk yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Saat ini merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing, dimulai dari usia remaja dan tak jarang ditemukan orang yang sudah lanjut usia masih saja merokok. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi penggunanya, namun kebiasaan merokok dapat menimbulkan dampak buruk bagi diri sendiri  maupun orang-orang disekitarnya.Â
Rokok mengandung berbagai zat kimia, termasuk nikotin, yang dapat membahayakan kesehatan. Di dalam asap rokok, terdapat setidaknya 70 bahan kimia yang bersifat racun dan dapat memicu gangguan kesehatan. Bagi remaja merokok tidak hanya membahayakan kesehatan saja, tetapi juga akan berdampak buruk untuk masa depan mereka sendiri, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Lalu bagaimana awal mula para remaja bisa menjadi perokok aktif? Bagaimana awal mula mereka kecanduan untuk menghisap rokok setiap harinya?Â
Pada usia remaja tentunya individu sangat rentan terhadap pengaruh teman sebaya. Ada rasa ingin diterima di suatu lingkungan sering kali mendorong remaja untuk melakukan hal-hal baru yang tidak sesuai dengan kebiasaan mereka. Merokok sering kali dianggap sebagai simbol seorang individu sudah dewasa, bahkan tak jarang beberapa kelompok lingkungan tertentu membuat branding "Jika tidak merokok tandanya masih anak ingusan." Hal inilah yang membuat remaja mencoba 1 atau 2 batang rokok agar diterima oleh lingkungan barunya, selanjutnya remaja akan mulai kecanduan dengan rasa rokok dan akhirnya remaja tersebut terbiasa hidup dengan rokok.
Selanjutnya ada faktor keluarga, lingkungan keluarga juga berperan penting dalam kebiasaan merokok pada remaja. Jika orangtua atau anggota keluarga lainnya merokok, kemungkinan besar anak-anak mereka akan meniru kebiasaan tersebut. Selain itu, kurangnya komunikasi dan pengawasan dari orangtua juga dapat memperbesar kemungkinan seorang remaja terjerumus menjadi perokok aktif.
Remaja yang mengalami stres atau tekanan emosional, seperti masalah di sekolah atau dengan teman-teman sekitarnya, sering kali mencari cara untuk melampiaskan perasaan mereka. Pasalnya, kandungan nikotin dalam rokok menciptakan rasa relaksasi secara langsung, sehingga perokok berkeyakinan kalau hal ini dapat mengurangi stres. Merokok bisa menjadi pelarian yang mudah bagi mereka untuk merasa lebih rileks atau tenang, meskipun itu hanya sementara.
Kecanduan merokok pada remaja dapat membawa sejumlah dampak negatif yang berbahaya bagi kesehatan tubuh dan perkembangan mental mereka. Beberapa diantaranya adalah:
1. Kanker dan Penyakit Pernafasan: Rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, termasuk 70 bahan yang dapat menyebabkan kanker. Merokok pada usia muda meningkatkan risiko kanker paru-paru, tenggorokan, dan mulut.Â
2. Dapat mengganggu tumbuh kembang remaja: Rokok mengandung berbagai zat berbahaya seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja. Pada usia remaja, tubuh sedang dalam tahap pertumbuhan yang sangat penting. Merokok dapat memengaruhi sistem pernapasan, kardiovaskular, dan bahkan memengaruhi perkembangan organ tubuh lainnya
3. Gangguan Kesehatan Mental: Banyak remaja yang mulai merokok dengan alasan untuk mengatasi stres atau kecemasan. Namun, seiring berjalannya waktu, rokok justru dapat memperburuk kesehatan mental mereka. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat mengubah keseimbangan kimia otak, yang bisa memicu gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan meningkatkan risiko kecanduan pada substansi lain.
4. Meningkatkan Risiko Kecanduan: Remaja yang mulai merokok pada usia muda lebih berisiko untuk mengalami kecanduan nikotin. Nikotin memiliki sifat adiktif yang kuat, yang membuat individu sulit berhenti merokok meskipun sudah mengetahui dampak buruknya. Kecanduan ini bisa berlangsung lama dan menyebabkan gangguan dalam kehidupan remaja, seperti masalah akademik, hubungan sosial yang buruk, dan kesehatan yang terganggu.
Jika remaja sudah terlanjur kecanduan, layanan konseling atau terapi dapat membantu mereka mengatasi ketergantungan pada nikotin. Dengan pendekatan yang tepat, remaja dapat belajar cara mengelola stres tanpa harus bergantung pada rokok. Keluarga dan teman-teman juga memiliki peran penting dalam membantu remaja menghindari atau berhenti merokok. Kehadiran orang-orang yang mendukung dan memahami bisa membantu remaja untuk lebih percaya diri dan mampu mengatasi godaan merokok. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak baik dari keluarga, teman, maupun masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan mengatasi kecanduan merokok pada remaja demi masa depan yang lebih sehat dan cerah.