Permasalahan sampah kerap menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi masyarakat. Sampah yang berserakan, tumpukan sampah menjadi tempat pertumbuhan bakteri dan virus yang dapat mencemari udara, air, tanah dan akhirnya membahayakan manusia dan juga lingkungan. Baik rumah tangga, usaha komersial, hingga perusahaan, setiap harinya menghasilkan sampah, baik itu sampah organik maupun anorganik.Â
Sampah organik merupakan limbah dari organisme makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Beberapa contohnya adalah sampah sayuran, buah-buahan, serta kotoran hewan maupun manusia. Sampah organik akan membusuk dan melapuk. Berbeda dengan sampah anorganik yang sukar membusuk karena berasal dari organisme tidak hidup seperti sampah plastik, kaca, kaleng, logam, dan styrofoam.
Sampah organik seperti limbah rumah tangga dan sampah makanan yang dihasilkan setiap keluarga, apabila tidak dilakukan pengelolaan lebih lanjut maka akan menimbulkan bau tidak sedap dan dapat menjadi media perkembangbiakan hewan pengerat. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan sampah organik.Â
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah organik adalah dengan melakukan budidaya maggot. Beberapa daerah di Indonesia sudah melakukan budidaya maggot sebagai upaya mengurangi limbah organik, contohnya di Kelurahan Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi dan Kecamatan Biringkanaya di Kota Makassar.
Melihat hal ini, mahasiswa KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia Kelompok Terbatas 106 Desa Cibatu melakukan program kerja "Sosialisasi Ecobrick, Ecoprint, dan Budidaya Maggot kepada Ibu-Ibu PKK Desa Cibatu". Budidaya maggot ini adalah salah satu jalan alternatif pengolahan sampah organik yang bisa dilakukan oleh warga desa.
Acara sosialisasi ini dilakukan pada hari Rabu, 27 Juli 2022. Pematerian ini dihadiri oleh 16 Ibu-Ibu PKK Desa Cibatu, juga dihadiri oleh Bu Hj. Ida Habibah sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dan Bu Lurah Desa Cibatu.
Maggot merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF). Perkembangbiakan lalat BSF berada pada media yang bersih, yaitu pada media dengan aroma fermentasi sehingga lalat BSF tidak mengundang penyakit, berbeda dengan lalat hijau yang berkembangbiak di media yang kotor atau busuk.
Maggot memiliki manfaat utama yaitu dapat memakan dan mengurai sampah organik, sehingga budidaya maggot menjadi salah satu solusi dari permasalahan sampah organik seperti sampah makanan yang dihasilkan oleh rumah tangga, rumah makan, hingga hotel. Selain itu, maggot juga mengandung protein yang tinggi sehingga dapat dijadikan pakan ternak seperti ikan dan unggas. Hal ini membuat budidaya maggot tidak hanya sebatas mengatasi permasalahan sampah organik, namun juga memiliki nilai ekonomis karena maggot dapat diperjualbelikan.
Ada beberapa pokok pembahasan yang dipaparkan dalam pematerian di sosialisasi ini, antara lain perkenalan tentang maggot, manfaat maggot, cara budidaya lalat BSF, tahap hidup lalat BSF, manajemen kandang, serta olahan maggot. Mahasiswa KKN Tematik UPI Kelompok Terbatas 106 Desa Cibatu juga membuat E-Book untuk Ibu-Ibu PKK Desa Cibatu yang berisi materi tentang budidaya maggot sebagai solusi permasalahan sampah organik, ecobrick sebagai solusi permasalahan sampah anorganik, serta pembuatan kain ecoprint. Diharapkan sosialisasi ini bermanfaat bagi Desa Cibatu dan dapat dijadikan salah satu acuan bagi desa untuk mengatasi permasalahan sampah yang terjadi.