Mohon tunggu...
Nadine PandyaJayanti
Nadine PandyaJayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa baru disalah satu Universitas yang ada di Jawa Timur. Bergabungnya saya menjadi bagian dari kompasiana untuk mengenal lebih jauh mengenai pengunggahan berita melalui web.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Potensi Perikanan Desa Lamalera

10 Oktober 2024   20:20 Diperbarui: 10 Oktober 2024   20:22 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Desa Lamalera merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Lamlera, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Secara geografis Desa Lamalera ini diapit oleh dua tanjung, yakni Tanjung Vovolatu dan Tanjung Nubivutun. Apabila dilihat dari titik koordinat, ketinggian dan luas wilayahnya Desa Lamalera ini terletak di titik koordinat 51 L 0545725, 9051853 UTM, dengan ketinggian 26 Meter diatas permukaan laut serta luas wilayah antara Desa Lamalera A dan B sekitar 1.400 Ha. Diperkirakan hampir 75% geografis Desa Lamalera ini berupa tanah berbukit dan bebatuan.

Secara ras sendiri, orang-orang yang bertempat tinggal didesa ini memiliki postur tubuh yang hampir mirip dengan orang-orang dari Sulawesi Tengah. Hal tersebut bisa dikatakan demikian sebab banyak dari mereka yang beranggapan bahwa sejarah masa lalu mereka masih ada hubungan erat dengan suku yang berasal dari Sulawesi Tengah. Sedangkan menurut cerita nenek moyang mereka, kesamaan ini terjadi karena dulunya orang-orang Lamalera berasal dari daerah yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Luwuk. Orang-orang Lamalera ini lalu melakukan perjalanan laut untuk mencari tempat yang lebih baik.

Desa Lamalera ini sendiri terkenal dengan tradisi turun terumunya, yakni tradisi perburuan paus yang dikenal dengan nama "Lefa". Perburuan ini dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, dimulai dari bulan Mei dan berakhir pada bulan Oktober. Perburuan paus yang dilakukan masih menggunakan cara tradisional, yakni dengan perahu kayu yang disebut "kaob" dan tombak panjang yang disebut "lebu". Jikalau kalian berpikir bahwa perburuan paus ini melibatkan semua paus itu salah, sebab paus yang diburu oleh orang-orang di Desa Lamalera ini hanyalah paus sperma "koteklema" bukan paus biru. Perburuan paus biru tidak dilakukan sebab konon katanya dahulu kala paus birulah yang membantu menyelamatkan Desa Lamalera. Hasil dari penangkapan paus ini nantinya akan diambil daging dan juga minyak paus, karena merupakan komoditas utama yang diperdagangkan oleh masyarakat Desa Lamalera. Selain itu terkadang hasil tangkapan mereka juga digunakan untuk sistem barter. yang mana sistem barter ini telah berlangsung sejak lama dan masih dipergunakan hingga saat ini. Sistem barter ini dilakukan dengan cara masyarakat menukar hasil tangkapan mereka dengan barang-barang kebutuhan seperti beras, sayuran, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Tradisi ini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perekonomian lokal, serta memperkuat identitas dan ketahanan desa tersebut dalam menghadapi perubahan zaman.

Selain terkenal dengan budaya penangkapan paus, Desa Lamalera ini juga memiliki beberapa potensi yang dapat menarik minat wisatawan asing antara lain :

  • Sumber Daya Ikan Laut : Lamalera sendiri terkenal dengan hasil penangkapan ikan-ikan besar seperti tuna, cakalang dan ikan pelagis. Ikan-ikan besar yang ditangkap ini dikarenakan para nelayan melakukan penangkapan ikan di Laut Sewu yang terkenal dengan keanekaragaman ikan besar.
  • Wisata Bahari : Pantai Lamalera yang berpasir putih dengan pecahan-pecahan karang yang halus serta air laut yang sangat jernih sangat mendukung aktivitas wisata seperti berjemur, diving, dan snorkeling untuk melihat keindahan bawah laut terutama terumbu karang yang masih terjaga. Selain itu, sejak 1984 banyak wisatawan tertarik datang ke Lamalera untuk menyaksikan kegiatan masyarakat memburu paus dengan begitu wisatawan yang datang berkunjung dapat ikut berlayar bersama nelayan dan mengenal lebih dekat budaya serta kehidupan masyarakat pesisir.
  • Pengolahan Hasil Perikanan : Masyarakat Lamalera memanfaatkan hasil tangkapan laut mereka untuk membuat berbagai produk olahan seperti ikan asin, dendeng ikan paus, minyak ikan paus, dan aneka produk laut lainnya. Selain produk olahan mandiri, juga ada pengolahan melalu industi yakni melalui pembuatan ikan asin ataupun ikan asap. Produk ini tidak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga dijual ke daerah sekitar dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk unggulan lokal. Ikan yang diasinkan nantinya akan dijual ke pasar-pasar di wilayah Nusa Tenggara Timur dan menjadi komoditas utama selain hasil perburuan paus. Selain itu, dengan penanganan dan pengemasan yang baik, produk-produk olahan laut dari Lamalera dapat dijual lebih luas lagi, bahkan bisa saja hingga ke pasar nasional.

            Dari penjelasan yang  telah dituangkan dapat disimpulkan bahwasannya Desa Lamalera di Kecamatan Lamlera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, terkenal dengan tradisi perburuan paus sperma yang dikenal sebagai "Lefa," dilakukan secara tradisional menggunakan perahu kayu dan tombak. Tradisi ini merupakan bagian integral dari budaya dan ekonomi lokal, dengan hasil perburuan paus berupa daging dan minyak paus yang diperdagangkan atau digunakan dalam sistem barter. Selain paus, desa ini juga kaya akan sumber daya laut seperti ikan tuna dan cakalang, yang menjadi komoditas utama. Desa ini memiliki potensi pariwisata bahari dengan pantai berpasir putih, keindahan bawah laut, serta budaya penangkapan paus yang menarik wisatawan sejak 1984. Pengolahan hasil perikanan seperti ikan asin dan produk laut lainnya juga menjadi potensi ekonomi yang dapat dikembangkan, baik untuk konsumsi lokal maupun dijual ke pasar yang lebih luas. Tradisi, wisata, dan pengolahan hasil laut ini membentuk fondasi ekonomi dan identitas desa Lamalera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun