Mohon tunggu...
Nadinda Renasywa
Nadinda Renasywa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pragmatik: Seni Memahami Makna di Balik Kata

26 Desember 2024   15:15 Diperbarui: 26 Desember 2024   15:05 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Komunikasi adalah inti dari segala interaksi manusia. Namun, berkomunikasi bukan hanya soal berbicara atau menulis, tetapi juga memahami konteks di balik setiap kata yang diucapkan. Di sinilah pragmatik, cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antara bahasa, konteks, dan makna, memainkan peran penting. Sayangnya, penerapan pragmatik sering kali luput dari perhatian, baik dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam sistem pendidikan, pembelajaran bahasa sering kali terfokus pada tata bahasa dan penguasaan kosakata. Padahal, kemampuan memahami konteks dan maksud tersirat sangat diperlukan, terutama di era komunikasi global. Sebagai contoh, jika seorang guru mengatakan kepada siswa, "Kamu mungkin ingin memeriksa kembali jawabanmu," siswa yang memahami aspek pragmatik akan menyadari bahwa itu adalah bentuk sopan dari saran atau kritik, bukan sekadar pernyataan biasa.  

Implementasi pragmatik di kelas dapat memberikan dampak besar pada keterampilan sosial dan emosional siswa. Dengan mempelajari pragmatik, siswa tidak hanya belajar untuk berbicara dengan benar, tetapi juga untuk memahami bagaimana cara berbicara yang sesuai dengan situasi. Hal ini sangat relevan dalam membangun empati, menghargai perbedaan budaya, dan menghindari kesalahpahaman.  

Selain itu, pengajaran pragmatik juga membantu siswa menghadapi tantangan di dunia nyata, seperti berkomunikasi dalam lingkungan kerja yang multikultural atau memahami norma sosial di berbagai komunitas. Sebuah studi bahkan menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan pragmatik lebih mampu menavigasi interaksi sosial dengan lebih percaya diri. 

Pragmatik tidak hanya penting di ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan Anda berada di sebuah rapat kerja, dan salah satu rekan Anda berkata, "Ide ini menarik, tapi kita perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum melanjutkan". Pernyataan ini mungkin terdengar seperti pujian di permukaan, tetapi bagi yang memahami pragmatik, ini adalah bentuk kritik konstruktif yang disampaikan dengan sopan.  

Pemahaman pragmatik juga membantu kita mengelola konflik dan membangun hubungan yang lebih baik. Dalam percakapan dengan orang yang berbeda budaya, misalnya, kita dapat memilih kata-kata dan nada yang tepat untuk menghindari kesalahpahaman. Selain itu, pragmatik juga mengajarkan kita untuk lebih bijaksana dalam menilai makna dari kata-kata orang lain, sehingga kita tidak mudah tersinggung atau salah mengartikan maksud mereka.  

Sebagai contoh, di beberapa budaya, kalimat seperti "Nanti saya pikirkan dulu" bisa berarti penolakan halus, sementara di budaya lain, itu benar-benar mengindikasikan bahwa seseorang sedang mempertimbangkan sesuatu. Tanpa pemahaman pragmatik, pesan ini bisa saja diterjemahkan secara keliru, yang kemudian berujung pada frustrasi atau kesalahpahaman.  

Di era sekarang, pragmatik menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan. Di tempat kerja, kemampuan memahami maksud tersirat dalam email atau rapat dapat menjadi pembeda antara kolaborasi yang sukses dan konflik yang tidak perlu. Dalam kehidupan sosial, pragmatik membantu kita untuk lebih sensitif terhadap perasaan orang lain, sehingga hubungan yang kita bangun menjadi lebih harmonis.  

Namun, untuk memaksimalkan potensi pragmatik, kita memerlukan kesadaran akan pentingnya keterampilan ini. Pemerintah, pendidik, dan orang tua harus bekerja sama untuk mengintegrasikan aspek pragmatik ke dalam pembelajaran bahasa dan program pengembangan keterampilan sosial.  

Pragmatik mengajarkan kita bahwa komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga memahami makna yang tersembunyi di balik kata-kata. Dengan menerapkan pragmatik dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya menjadi komunikator yang lebih baik, tetapi juga individu yang lebih empati, bijaksana, dan adaptif.  

Mari mulai menerapkan pragmatik dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan memahami makna di balik setiap kata, kita tidak hanya menciptakan komunikasi yang lebih efektif, tetapi juga membangun dunia yang lebih penuh pengertian dan harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun