Mohon tunggu...
Nadilla Putri
Nadilla Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

mahasiswi semester 3

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dia adalah Aku

25 November 2022   10:43 Diperbarui: 25 November 2022   10:46 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

cerita ini bermula dari seorang anak perempuan yang di besarkan tanpa merasakan kasih sayang orang sekitarnya. ia di besarkan oleh keluarga yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. saat kecil ia tidak tau apa arti kasih sayang sebenarnya, yang dia tau hanyalah dia di besarkan oleh uang. karena orang tuanya terus mengejar uang dan dunia keluarga tersebut diberikan ujian oleh tuhannya yaitu pertengkaran yang menyebabkan perceraian. saat itu dia tidak peduli arti perceraian orang tuanya, selagi orang tuanya memberi dia uang dia tidak peduli akan urusan orang tuanya. hingga akhirnya dia tumbuh besar dan mulai menyadari tentang arti kasih sayang cinta dan perhatian. dia mulai mencari apa dan bagaimana cara merasakan itu.

    saat kelas 2 smk dia mulai mencari tau apa itu pacaran dan apa yang dilakukan orang pacaran. dan akhirnya di semester akhir kelas 2 smk dia memutuskan untuk pacaran dengan kakak kelasnya, hubungan itu berlangsung selama 2 tahun lamanya hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan pendidikan mereka ke dunia perkuliahan. selama hubungannya berlangsung dia sangat senang menjalaninya karena dia menemukan sosok yang belum dia temui yaitu orang yang memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian kepadanya. tidak terasa hubungan itu berlangsung lamanya tanpa dia sadari bahwa pacarnya bisa merasakan apa itu bosan dan menemukan keseruan di sosok yang lain. akhirnya mereka putus, dan dia pun merasakan apa itu patahati setelah mendapatkan cinta dan kasih sayang yang ia rasa tulus diberikan kepadanya. 

   setelah merasakan patah hati yang begitu dalam ia rasakan dan membuat dunianya menjadi runtuh seperti tidak bernyawa lagi. ia mulai merasakan apa itu kesedihan yang berlarut hingga mulai menggangu kesehatan mentalnya. semua ia lalui tanpa adanya orang yang membantunya untuk bangkit. orang tua yang ia harapkan bisa menemaninya ternyata hanyalah ekspektasi yang ada di pikirannya tanpa menyadari realita itu tidak pernah ia dapati. dia melewati itu semua sendirian. hingga saat ini pun dia masih belum merdeka dari hatinya yang pernah patah. dia selalu merasa kesepian dikala temannya yang begitu ramai bersamanya. mengapa dia merasa kesepian? mungkin karena cintanya yang sudah hilang? atau saat dia rapuh tidak ada seorangpun yang menemaninya, tetapi saat ini dia terus berusaha untuk mengobati hatinya dan terus berpikir positif dari hubungan yang pernah ia jalani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun