Mohon tunggu...
Nadilatuz Zahro
Nadilatuz Zahro Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

FISIP UHAMKA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Membangun Komunikasi Islami antara Orangtua dan Anak

16 Januari 2023   23:55 Diperbarui: 17 Januari 2023   00:02 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi Islami merupakan proses penyampaian hakikat kebenaran dalam agama Islam kepada khalayak dengan dilakukan secara terus menerus dengan berpedoman kepada a-Qur'an dan as-Sunnah, melalui perantara umum atau khusus, dengan tujuan agar dapat membentuk pandangan umum yang benar dengan berdasarkan pada hakikat kebenaran agama serta memberikan kesan kepada kehidupan seseorang dalam aspek aqidah, ibadah, dan muamalah (Joko Susanto, 2020).

Komunikasi Islami sangatlah penting dan tidak dapat diragukan, karena komunikasi dan Islam diibaratkan sebagai tulang punggung agama (Wahyuni, 2016). Pengertian komunikasi Islam tidak jauh berbeda dengan pengertian dakwah, yaitu menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada yang makruf dan melarang perbuatan munkar agar mendapat kebahagian dunia dan akhirat.

Pentingnya Komunikasi Islami Antara Anak dan Orang Tua

Pada hakikatnya, tujuan komunikasi Islami yaitu untuk memberi kabar gembira dan ancaman, mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah kemunkaran, memberi peringatan kepada yang ma'ruf dan mencegah kemunkaran, memberi peringatan kepada yang lalai, menasehati dan menegur (Abidin, 2018). Dengan demikian, komunikasi Islami dapat mengubah perilaku buruk seseorang kepada perilaku yang baik.

Orang tua dan anak merupakan komponen dari sebuah keluarga. Karena pastinya setiap keluarga menginginkan keluarga yang bahagia dan saling mencintai secara lahir batin. Orang tua sebagai pimpinan bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika seorang anak bersikap apatis dan tidak peduli terhadap norma, maka anak bisa dipastikan tidak mengerti norma, terutama norma agama. Untuk itu, orang tua harus senantiasa mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak di usia 0-3 tahun, karena perilaku beragama adalah sesuatu yang harus dibiasakan dan ditanamkan sejak dini kepada anak sebagai dasar atau pondasi untuk melakukan segala hal. Selain itu, juga akan membantu anak untuk memelihara fitrahnya sebagai manusia, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan dan memelihara serta menjaga diri dari mengikuti hawa nafsu.

Dalam hal ini, orang tua perlu memperhatikan komunikasi secara efektif kepada anak. Penting bagi orang tua untuk memberikan pendidikan baik secara moral maupun pendidikan keagamaan. Tidak hanya mengandalkan lembaga pendidikan untuk mengawasi perkembangan anak.

Membangun Komunikasi Islami Antara Orang Tua dan Anak

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama keluarga baik itu antara suami dengan istri atau istri dengan suami maupun dengan anak sekalipun (Jatmikowati, 2018). Salah satu kunci interaksi dua arah antara orang tua dan anak yaitu komunikasi. Karena kebanyakan munculnya konflik antara orang tua dan anak adalah akibat dari intensitas komunikasi antara kedua belah pihak yang kurang, dan yang menjadi pemicunya adalah kesibukan dari pihak orang tua sehingga jarang berkomunikasi dengan anaknya.

Dalam Alquran akan ditemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hamba-Nya melalui wahyu. Selain itu, kita mendapati Rasulullah SAW dalam berkomunikasi dengan keluarga, sahabat dan umatnya. Komunikasi Islami yang dapat dilakukan oleh orang tua dengan anak dalam keluarga dapat mengikuti apa yang telah diajarkan dalam Al-Qur'an, yaitu:

  • Qaulan Tsaqila (komunikasi yang berpengaruh) dengan menunjukkan, setiap komunikasi yang orang tua sampaikan kepada anak hendaknya dipersiapkan dengan sungguh-sungguh sehingga bisa memberikan pengaruh pada pihak yang kita ajak bicara.
  • Qaulan Sadida (komunikasi yang tegas) yakni komunikasi yang tidak penuh keraguan, ketidakpastian dan ketidak-percaya diri.
  • Qaulan Balighah (komunikasi yang penuh makna) sehingga dapat mengarahkan orang tua untuk bisa menyampaikan setiap pemikiran, perasaan dan nasehat dengan menggunakan pilihan kata, gaya bahasa, yang penuh makna kepada anak sehingga membekas dalam diri anak.
  • Qaulan Layyina (komunikasi dengan lemah-lembut) sehingga anak merasa nyaman berbicara dengan orang tuanya
  • Qaulan Ma'rufa (komunikasi yang penuh nilai-nilai kebaikan) yang membuat anak dan orang tua mengucapkan perkataan yang jujur dan baik untuk menghasilkan solusi yang disepakati bersama.

Komunikasi Islam mengandung makna yang baik untuk dapat memberikan pengertian kepada anak bahwa bersosialisasi adalah hal yang penting dalam keseharian. Dalam komunikasi Islam, ditekankan tentang cara bertata krama yang baik. Selain itu, komunikasi Islam dalam keluarga dapat mengenalkan bagaimana tata cara beribadah yang tepat. Contohnya orang tua bisa mengajarkan pada anak mengenai bagaimana cara mengaji yang baik dan benar. Komunikasi Islam juga bisa menjadi wadah untuk meningkatkan kemampuan dalam mengikuti tata cara beribadah (Noviyanti, 2020).

Jadi, komunikasi yang terjalin dengan baik akan menghasilkan hubungan baik pula antara orang tua dan anak. Dengan komunikasi Islami, orang tua dapat memberikan pemahaman mengenai norma-norma agama bahkan orang tua juga dapat mengajarkan norma-norma lainnya seperti norma sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun