Mohon tunggu...
Nadila Aulia Ashyurin
Nadila Aulia Ashyurin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Indraprasta PGRI

Hai kawan- kawan! Perkenalkan nama saya Nadila Aulia Ashyurin, saya adalah mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI dengan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saya suka membaca dan menulis cerita fiksi sejak SMP namun tidak berani mempublikasikannya. Sekarang saya mau mencoba untuk membuat tulisan di Kompasiana, mohon maaf atas kesalahan dan kekeliruan dalam pengetikan saya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama dalam Perspektif Etika Islam di Indonesia

13 Juni 2024   12:07 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:55 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok iStock via UNAIR

Toleransi dan kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam perspektif etika Islam, toleransi dan kerukunan umat beragama didasarkan pada prinsip-prinsip saling pengertian, saling menghormati, dan saling bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Kerukunan umat beragama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sikap dan perilaku umat beragama serta kebijakan negara/pemerintah yang kondusif bagi kerukunan. Sikap dan perilaku umat beragama yang mencerminkan toleransi, saling pengertian, dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama sangat penting untuk menjaga kerukunan umat beragama. Selain itu, kebijakan negara/pemerintah yang mendukung kerukunan umat beragama juga menjadi faktor penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi kerukunan. Toleransi dan kerukunan umat beragama juga memiliki peran penting dalam konteks perlindungan hak asasi manusia (HAM) dan integrasi nasional. Kerukunan umat beragama merupakan prasyarat bagi terwujudnya integrasi nasional dan keberhasilan pembangunan nasional. Oleh karena itu, penguatan kerukunan dan toleransi umat beragama perlu terus-menerus dilakukan melalui sosialisasi pemahaman keagamaan yang moderat dan menekankan pentingnya toleransi dan kedamaian dalam kehidupan masyarakat. 

Dalam konteks Indonesia sebagai negara multikultural dengan berbagai keragaman suku, ras, bahasa, dan agama, toleransi antar umat beragama menjadi kunci kemajuan bangsa. Setiap umat beragama memiliki kewajiban untuk mengakui dan menghormati agama lain tanpa membeda-bedakan. Pentingnya menerapkan prinsip-prinsip kemerdekaan dan kebebasan dalam menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda dengan latar belakang sosial-budaya yang berbeda juga ditekankan. 

Dalam perspektif Islam, toleransi beragama diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia dan masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasib masing-masing. Toleransi beragama tidak mengenal batas waktu, tempat, dan dengan siapa kita melakukannya, melainkan dilakukan dengan semua orang. 

Toleransi beragama juga merupakan perubahan yang serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dilaksanakan oleh umat beragama. Dalam Islam, toleransi beragama juga berarti saling menghormati dan menghargai setiap keyakinan orang, tidak memaksakan kehendak, serta tidak mencela atau menghina agama lain dengan alasan apapun. 

Tujuan dari toleransi beragama adalah meningkatkan iman dan ketakwaan masing-masing penganut agama dengan adanya kesadaran akan keberadaan agama lain. Seperti yang dijelaskan dalam Surah Al-Kafirun (109:1-6): 

قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْكَـٰفِرُونَ ١ لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ٢ وَلَآ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ٣ وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌۭ مَّا عَبَدتُّمْ ٤ وَلَآ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ٥ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ ٦

yang artinya:

"Katakanlah: 'Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah tuhan yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Bagi kamu agama kamu, dan bagiku agamaku.'"

Ayat ini mengajarkan prinsip kesetaraan dalam kebebasan beragama. Ini menegaskan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih agama dan keyakinan mereka sendiri, dan tidak boleh dipaksa untuk mengikuti agama atau keyakinan orang lain. Penjelasan dari ayat ini adalah bahwa Islam menghormati kebebasan beragama dan mengajak kepada toleransi terhadap perbedaan agama. 

Meskipun Islam adalah agama yang benar menurut keyakinan Muslim, tidak ada pemaksaan dalam masalah kepercayaan. Ini menunjukkan sikap menghormati kebebasan individu untuk memilih keyakinan mereka sendiri, sambil tetap mempertahankan keyakinan dan prinsip-prinsip agama sendiri. Ini merupakan dasar penting untuk membangun hubungan yang harmonis antar umat beragama.

Dalam menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama, penting untuk menghindari sikap yang mengganggu kerukunan, seperti memaksa pemeluk agama lain untuk memeluk agama tertentu atau cepat-cepat menghukum kafir kepada orang yang masih menyisakan sedikit celah untuk disebut sebagai muslim. Sikap terbuka, pengakuan adanya perbedaan, dan kebebasan beragama merupakan prinsip-prinsip yang penting dalam menciptakan dan menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama. Dalam konteks Indonesia, toleransi dan kerukunan umat beragama merupakan nilai-nilai yang harus terus dijaga dan diperkuat untuk membangun masyarakat yang harmonis dan maju. Melalui pemahaman yang moderat, sosialisasi, dan praktek toleransi dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kerukunan umat beragama di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun