Setelah satu bulan menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto telah memulai langkah-langkah strategis dalam kebijakan ekonomi yang menjadi sorotan publik dan media. Dalam konteks ini, penting untuk menganalisis kebijakan yang diambil serta bagaimana media merespons langkah-langkah tersebut. Kebijakan ekonomi yang diusung Prabowo diharapkan dapat mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia, seperti inflasi, pengangguran, dan ketimpangan sosial.
Salah satu kebijakan utama yang diluncurkan oleh Prabowo adalah program pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 menunjukkan angka yang positif, yakni 5,3% (BPS, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah mulai membuahkan hasil. Prabowo menekankan pentingnya investasi infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan menciptakan lapangan kerja. Dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 400 triliun untuk pembangunan infrastruktur, diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global (Kementerian PUPR, 2023).
Namun, respons media terhadap kebijakan ini bervariasi. Beberapa media mengapresiasi langkah-langkah tersebut sebagai upaya yang tepat untuk menggerakkan roda ekonomi. Misalnya, media nasional seperti Kompas dan Tempo memberikan ulasan positif mengenai rencana investasi infrastruktur yang dinilai dapat mengurangi angka pengangguran.Â
Di sisi lain, terdapat kritik yang muncul dari beberapa kalangan yang mempertanyakan efektivitas dan transparansi penggunaan anggaran tersebut. Menurut laporan dari Transparency International, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal korupsi dan pengelolaan anggaran yang efisien (Transparency International, 2023).
Kebijakan Prabowo juga mencakup penguatan sektor pertanian sebagai salah satu pilar ekonomi. Dalam pidato pertamanya, Prabowo menekankan pentingnya ketahanan pangan dan memperkuat posisi petani melalui program subsidi dan pelatihan. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa sektor pertanian menyerap lebih dari 30 juta tenaga kerja, dan kontribusinya terhadap PDB mencapai 14% (Kementerian Pertanian, 2023). Namun, respons media menunjukkan adanya skeptisisme mengenai implementasi program ini, terutama terkait dengan akses petani terhadap teknologi dan pasar. Media seperti Detik dan CNN Indonesia melaporkan tentang tantangan yang dihadapi petani dalam mendapatkan akses ke modal dan teknologi modern.
Di samping itu, Prabowo juga berusaha menarik perhatian dunia internasional dengan kebijakan perdagangan yang lebih terbuka. Dalam upaya meningkatkan ekspor, pemerintah berencana untuk memperluas pasar dengan menjalin kerja sama bilateral dan multilateral. Menurut data dari Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya (Kementerian Perdagangan, 2023). Media asing seperti The Jakarta Post menyambut baik inisiatif ini, tetapi juga mengingatkan bahwa tantangan seperti regulasi yang rumit dan birokrasi harus diatasi agar hasil yang diharapkan dapat tercapai.
Secara keseluruhan, satu bulan pemerintahan Prabowo menunjukkan adanya upaya nyata dalam memetakan kebijakan ekonomi yang komprehensif. Respons media yang beragam mencerminkan dinamika politik dan ekonomi yang kompleks di Indonesia. Dalam menghadapi tantangan ke depan, penting bagi pemerintah untuk tetap transparan dan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan agar kebijakan yang diambil benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H