Pengaruh  Dari Penggunaan Media Sosial
Seperti yang kita ketahui saat ini, banyak dari sebagian masyarakat di lingkungan kita atau bahkan semua masyarakat di sekitar kita menggunakan media sosial. Apa itu media sosial? Media sosial (sering disalahtuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Di zaman yang sudah berkembang di teknologi yang serba canggih ini menuntut semua orang untuk dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada salah satunya dengan menggunakan sosial media sebagai cara alternatif untuk mendapatkan informasi dan sebagainya. Oleh karna itu semua orang berlomba lomba untuk menggunakan sosial media untuk mengakses informasi terbaru, menghubungkan satu sama lain dalam jarak yang jauh maupun dekat, dan sebagainya. Jika kita tidak dapat atau tidak menggunakan sosial media ini, banyak orang akan beranggapan bahwa kita adalah orang yang kuno atau bisa disebut orang yang ketinggalan zaman. Karena penandaan inilah semua orang tidak mau kalah dalam menggunakan sosial media, padahal belum tentu kita menggunakan media sosial untuk hal-hal yang positif atau bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Sebagian besar yang orang ketahui hanyalah mengikuti trend yang ada dan tidak ingin menjadi bahan tertawaan atau sering kita sebut sebagai tindakan bullying.
Tidak hanya karena takut disebut ketinggalan zaman, masyarakat saat ini lebih mementingkan gengsi mereka untuk mengakses sosial media. Pada dasarnya tidak semua masyarakat mengerti akan penggunaan sosial media. Banyak orang yang menyalahgunakan sosial media untuk menyebarkan informasi yang tidak benar, memprovokasi banyak pihak, dasar ideologi yang tidak benar, hingga ke tindakan bullying dengan perantara sosial media. Penyalahgunaan inilah yang banyak menimbulkan efek negatif bagi para penggunanya karna secara tidak langsung telah mecuci otak mereka agar menelan informasi yang tidak benar dan disebarkan secara luas kepada teman-teman akun sosial media mereka.
Tidak hanya satu melainkan banyak media sosial yang menyuguhkan fitur-fitur canggih dengan kualitas yang membuat para penggunanya terpana sehingga tidak bisa lepas dari penggunaan media sosial. Hal inilah yang membuat media sosial laris manis dikalangan masyarakat karena bisa dianggap sebagai salah satu cara menghibur diri dari dapatnya aktivitas yang kita lalui. Namun cara ini masih dianggap salah bagi para pakar teknologi karena bisa membuat candu para pengguna media sosial. Jika sudah candu banyak masyarakat yang tidak bisa lepas dari penggunaan media sosial dan akan terus terjerat dalam penggunaan media sosial.
Dari sini saya akan bercerita sedikit mengenai film dokumenter "The Social Dilemma" yang mana film ini menceritakan berbagai kisah dan pengalaman dari orang-orang yang sudah pernah bekerja di bidang teknologi media sosial. Film ini berasal dari wawancara narasumber orang-orang yang sudah pernah bekerja di bidang teknologi media sosial seperti Google, Facebook, Youtube, Instagram, dan lain sebagainya. Dari film ini, orang-orang yang sudah ditunjuk sebagai narasumber bagi film ini mulai bercerita bagaimana cara mereka bekerja dan menceritakan hal apa saja yang ada di balik industri media sosial. Cukup mencengangkan setelah kita mengetahui hal apa saja yang ada di balik penggunaan media sosial yang kita tidak ketahui. Dari film ini banyak mengangkat hal-hal buruk yang terjadi akibat banyaknya pengguna media sosial.
Seperti kita ketahui banyak orang yang menggunakan sosial media karena tuntutan zaman. Seperti pada saat kita bekerja, banyak perusahaan yang mewajibkan karyawannya update dan aktif dalam menggunakan media sosial. Dari sini pula maka kita dituntun untuk aktif menggunakan sosial media untuk membangun hubungan yang baik antar sesama karyawan atau pun untuk menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan lain untuk kepentingan jalannya perusahaan. Dari film ini banyak hal tabu yang diungkap oleh narasumber ketika kita mulai menggunakan media sosial, salah satunya pada saat pengisian data. Pada saat kita mulai menginstal berbagai aplikasi sosial media yang kita inginkan, kita harus melakukan pengisian data terlebih dahulu. Mulai dari gender, nomor telefon, usia, dan tak jarang juga yang menginstruksikan kita untuk mengisi nomor KTP kita. Inilah yang paling berbahaya pada saat kita mengisikan nomor KTP karena dapat disalah gunakan untuk keperluan pribadi.
Dari sekian banyak data yang masuk pada saat kita baru memulai menggunakan sosial media, fakta yang paling mencengangkan adalah data kita dapat diperjual belikan oleh perusaan media sosial tersebut untuk meraup keuntungan perusahaan. Tak banyak yang mengetahui bahwa sebagian besar pemasukan keuntungan perusahaan media sosial didapat dari hasil menjual data pribadi kita kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dari hasil membeli data inilah banyak oknum tidak bertanggung jawab menyalahgunakan data kita untuk disalah gunakan secara pribadi. Seperti contohnya untuk mendapatkan pinjaman online, untuk mendapatkan bantuan pemerintah, atau untuk melakukan aktivitas ilegal dengan menggunakan data kita.
Tidak hanya itu, sisi gelap dibalik pembuatan media sosial yaitu untuk membuat kita merasa candu dengan menggunakan media sosial secara terus menerus. Banyak diantara kita atau bahkan semua orang menggunakan media sosial setiap saat, dimana saja, kapan saja tanpa peduli dengan lingkungan sekitar. Tanpa kita sadari bahwa perilaku ini sama saja seperti kita mengkomsumsi narkoba yang membuat para penggunanya menjadi candu dan ketergantungan pada media sosial. Inilah mengapa media sosial itu dibuat untuk membuat para penggunanya menjadi ketagihan dan tidak dapat berhenti menggunakan sosial media sehingga perusahaan tersebut dapat terus meraup keuntungan bagi perusahaan mereka sendiri.
Media sosial tidak hanya dapat membuat candu para penggunanya, melainkan dapat membuat pola tingkah laku dan pola pikir kita berubah. Seperti contohnya orang-orang mulai tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan cenderung lebih memilih media sosial sebagai cara mereka berinteraksi dengan orang lain di luar sana. Sehingga banyak orang yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan tidak adanya interaksi sesama kerabat dekat. Banyak orang yang tidak peduli jika tetangga sekitar mereka sakit atau sedang terkena musibah, justri kini banyak orang yang lebih peduli dengan teman virtual mereka dan menunjukkan rasa empati mereka dengan mengunggah kata-kata manis di media sosial untuk dipertontonkan kepada teman media sosial mereka. Perilaku inilah yang menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat saat ini. Jika terus dibiarkan maka akan banyak orang tidak saling kenal atau bahkan peduli kepada tetangga mereka walaupun mempunyai jarak rumah yang berdekatan.
Secara tidak langsung kita sudah dipermainkan oleh media sosial untuk dijadikan seperti budak yang terus menerus menuntut kita untuk mengikuti perkembangan zaman. Tidak sedikit dari kita yang memaksakan vinansial kita untuk membeli produk-produk terbaru dan yang sedang banyak digemari oleh masyarakat saat ini. Hasilnya banyak orang yang memaksakan untuk membeli produk tersebut padahal mereka tidak mampu untuk membeli produk tersebut. Dengan cara meminjam kepada pinjaman online yang kini bisa langsung kita akses tanpa perlu menunggu lama untuk pencairan uangnya. Alhasil banyak orang yang terjerat utang piutang pinjaman online yang membengkak dikarenakan bunga yang di hasilkan sangatlah tinggi. Ini sebab dari kita yang terlalu terobsesi dengan apa yang dipertontonkan dalam media sosial.