Pembelajaran berbasis masalah dan proyek (PBL dan PBL) adalah dua pendekatan pembelajaran yang berbeda namun saling melengkapi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. PBL berbasis masalah memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang nyata dan kompleks, sementara PBL berbasis proyek berfokus pada pengembangan karya inovatif yang bermanfaat bagi pendidikan dan masyarakat.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan yang memungkinkan siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah nyata dan kompleks. Guru bertindak sebagai fasilitator, dan siswa menggunakan situasi kehidupan nyata sebagai fokus pembelajaran. Tujuan utama PBL adalah untuk menggali daya kreativitas siswa dalam berpikir dan memotivasi mereka untuk terus belajar. Siswa belajar strategi belajar yang sesuai, menggunakan strategi tersebut untuk belajar, dan mengontrol proses belajarnya sendiri. PBL memungkinkan siswa untuk menjadi pembelajar yang mandiri dan terampil dalam memecahkan masalah, penalaran, komunikasi, dan evaluasi diri.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan karya inovatif yang bermanfaat bagi pendidikan dan masyarakat. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek yang konkret, dekat dengan pengalaman pribadi, menarik, penting, dan padat secara emosional dan intelektual. Proses pembelajaran ini melibatkan refleksi individu dan kelompok, serta diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran. Pada akhirnya, ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Kedua pendekatan ini memiliki perbedaan yang jelas dalam fokus dan pendekatan. PBL berbasis masalah lebih berfokus pada pemecahan masalah nyata, sementara PBL berbasis proyek lebih berfokus pada pengembangan karya inovatif. Namun, keduanya dapat diintegrasikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. PBL berbasis masalah dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang muncul selama proses pembelajaran proyek, sementara PBL berbasis proyek dapat digunakan untuk mengembangkan karya inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Contoh implementasi yang baik adalah menggabungkan PBL berbasis masalah dengan PBL berbasis proyek dalam pembelajaran matematika. Siswa dapat menggunakan PBL berbasis masalah untuk memecahkan masalah matematika yang nyata, seperti menentukan pola bilangan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, mereka dapat menggunakan PBL berbasis proyek untuk mengembangkan karya inovatif yang berhubungan dengan pola bilangan tersebut, seperti membuat alat praktikum yang dapat membantu teman sekelas mereka memahami konsep tersebut.
Pembelajaran berbasis masalah dan proyek adalah dua pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Integrasi keduanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang lebih menyeluruh dan berarti bagi siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H