Kami mengenal seseorang yang tidak pernah menunjukan kesedihan di dalam dirinya, dia selalu ceria bahkan dalam keadaan apapun, selalu punya cara sendiri dalam mengghargai teman-temannya.
Kami juga mengenal seseorang yang tidak pelit, tidak tuli saat ujian tengah semester, tidak suka berdebat. Saat dosen memberi kami tugas sebagai hasil akhir ujian semester, dia membuat bunga dan mengatakan "semoga tidak ada lagi duka setelah ini".
Dia yang kami kenal di atas adalah Rati. Namanya Rati Arachman. Tahun 2020 saat terjadi pandemi covid-19 kami mendengar kabar bahwa dia sedang sakit, setelah beberapa minggu Rati Meninggal dunia dan dimakamkan secara protokol yang telah berlaku saat itu. Tangisan kami pecah, rasa kecewa yang mendalam. Kami bahkan tidak bisa menemuinya karena aturan dari pemerintah yang harus membuat kami tetap di rumah.
Hari demi hari kami lalui dengan melihat foto kami dengannya, isi chat kami, dan berharap dia kembali. Setelah beberapa bulan dan masa pandemi berahkir kami memutuskan untuk berangkat dan menemuinya di rumah barunya, bertemu keluarganya dan bercerita tentangnya.
2 tahun berlalu kami menjalani masa-masa kuliah kami seperti bisa, mengejar impian kami masing-masing, dan menyelesaikan studi kami. Hingga satu per satu dari kami berhasil dan menlajutkan aktivitas kami, dalam skripsi kami semua menulis namanya, seseorang yang pernah berjanji akan membuat cerita yang begitu panjang dengan kami namun nyatanya dia yang mnejadi cerita singkat dengan kami.
Semoga tidak ada lagi duka setelah ini. Nyatanya dialah yang menjadi duka bagi kami semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H