Seperti kupu-kupu yang bebas terbang kemanapun yang diinginkan dengan sayap-sayapnya yang berisikan ilmu. Begitulah gambaran visi-misi Tim Book's Buddies dalam membangun semangat literasi anak-anak Desa Malabar. Melangkah bersama buku menjadi tujuan Tim Book's Buddies untuk mengobarkan semangat anak-anak dalam menggapai cita-cita. Melalui buku, mereka dapat terbang tinggi dengan indahnya, dan dengan mengepakkan sayapnya mereka mampu menjelajahi dunia.
Ya, konotasi kupu-kupu sangat cocok menggambarkan visi dan misi Tim Book's Buddies. Tim berharap agar mereka memiliki semangat tinggi untuk mengejar pengetahuan, dan dengan mengikuti program Book's Buddies yang disediakan, mereka akan membangun pondasi untuk masa depan yang terjamin.
Sabtu 16 september 2023, Â Tim Book's Buddies tiba di Desa Malabar, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten. Pagi itu sangat cerah bersama keceriaan dan semangat Tim Book's Buddies untuk memulai program yang akan dibawakan. Hari ini, adalah awal untuk Tim Book's Buddies membangun semangat literasi untuk anak-anak Desa malabar. Tentunya, tidak sendiri Tim Book's Buddies juga didampingi salah satu warga desa yang mengajarkan agama di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Desa Malabar. Warga desa itu adalah seorang wanita telah meluangkan lebih dari satu dekade hidupnya untuk berbagi pengetahuannya dengan maksud membentuk kepribadian yang memiliki nuansa islami. Namanya adalah Ibu Nurjannah atau yang akrab disapa dengan Bu Dede.
Sebelumnya, beberapa anggota tim melakukan survei dan meminta persetujuan dari Sekretaris Desa Malabar, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, di kantornya untuk mengajukan permohonan izin pelaksanaan program literasi bersama Ibu Nurjanah. Bu Dede mengungkapkan fakta mengenai kondisi yang terjadi di Desa Malabar, fakta tersebut mengenai minimnya pengetahuan anak-anak Desa Malabar, sehingga tingkat kecerdasan mereka berada di level bawah. Hal ini disebabkan oleh minimnya upaya penanaman literasi. Bahkan, banyak di antara mereka yang belum memiliki kemampuan membaca, termasuk dari tingkat kelas 1 hingga 6 SD.
Namun, Bu Dede menyadari bahwa melakukan perubahan tersebut secara individu tidaklah memungkinkan. Beliau merasa bersyukur karena keinginannya untuk meningkatkan literasi anak-anak akan diwujudkan melalui program Book' Buddies. Satu visi dan misi menciptakan kerja sama antara Tim Book's Buddies dan Bu Dede dalam meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak Desa Malabar.
Menanamkan kegemaran membaca pada anak-anak dapat memberikan mereka kunci emas untuk mengasah kecerdasan mereka. Banyak sekali manfaat dari kebiasaan membaca, mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan dari bacaan tersebut, tetapi juga peningkatan kekuatan fisik. Dengan demikian, kegiatan membaca ini tidak hanya merangsang perkembangan kognitif yang dapat membantu mereka berpikir kritis, mempertajam memori, dan mengembangkan pemahaman. Serta dapat melindungi otak dari risiko kesulitan dalam berpikir, mengingat, dan berinteraksi dengan lingkungan sehari-hari adalah tujuan untuk menjaga fungsi kognitif. Selain itu, kebiasaan positif ini juga memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan keterampilan motorik mereka.
Meskipun, masih banyak yang meremehkan keuntungan yang diperoleh dari membaca. Situasi ini jelas tercermin dalam tingkat minat baca masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah. Pernyataan ini diperkuat oleh data dari UNESCO, yang mencatat bahwa tingkat minat baca di Indonesia hanya sekitar 0,001% yang dilansir dari Kominfo.go.id (2017). Angka ini seakan-akan menggambarkan bahwa membaca dianggap sebagai suatu ancaman bagi kesejahteraan masyarakat, dan hal ini menimbulkan pertanyaan yang mendalam tentang sejauh mana orang benar-benar terlibat dalam dunia literasi, atau apakah minat baca hanya dianggap sebagai sesuatu yang terbatas pada kisah-kisah dalam buku-buku yang seringkali terlupakan. Keberlanjutan kondisi ini tentunya dapat berdampak negatif pada perkembangan intelektual dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya literasi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat membaca dan mengubah persepsi masyarakat terhadap literasi agar dapat mengatasi tantangan rendahnya minat baca yang terjadi di Indonesia.
Tidak sampai di situ saja, dalam sebuah penelitian tahun 2016 oleh Central Nations Ranked, fakta menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua terendah di antara 61 negara lainnya, hanya di atas Botswana. Fakta tersebut telah mencerminkan tingkat minat baca  yang terbilang rendah di negara ini, dan tampaknya kita sedang berlomba untuk menduduki peringkat terbawah.Selain itu, situasi ini menunjukkan perlunya tindakan lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran literasi di masyarakat. Data tersebut telah menjadi saksi bisu akan tantangan besar dalam menciptakan budaya membaca yang kokoh di tengah masyarakat.
Fakta ini sangat sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Salah satunya di daerah Lebak, Banten. Kabupaten ini terbilang daerah yang cukup rendah minat bacanya yaitu sekitar 35% (Orbit Banten, 2019). Meskipun tingkat minat baca masyarakat Indonesia terbilang rendah, perlu diingat bahwa membaca memiliki manfaat yang signifikan yang sering diabaikan. Kenyataannya, minat baca di Indonesia mencapai tingkat yang sangat rendah. Melalui program Book's Buddies, upaya tim tidak hanya terfokus pada peningkatan minat baca, tetapi juga pada memberikan dampak positif yang nyata bagi anak-anak khususnya di Desa Malabar. Dengan membaca, anak-anak Desa Malabar dapat mengembangkan keterampilan kognitif, meningkatkan daya ingat, dan memperoleh pengetahuan yang membantu mereka menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri. Kegiatan membaca bukan hanya pengisi waktu luang saja, melainkan merupakan investasi dalam perkembangan pribadi dan intelektual anak-anak, yang pada gilirannya berkontribusi pada kemajuan masyarakat secara keseluruhan.
Menggambarkan kondisi ini, dapat disimpulkan bahwa minat baca, khususnya dalam membaca buku, di Indonesia cukup memprihatinkan. Hal ini menunjukkan perlunya upaya bersama untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi di kalangan masyarakat. Kesadaran ini menjadi kunci untuk membuka pintu menuju perkembangan intelektual dan pemahaman yang lebih baik, serta memberikan landasan yang kokoh bagi kemajuan sosial. Hal ini juga mencerminkan kondisi yang sulit bagi perkembangan literasi, kurangnya minat baca dapat merugikan perkembangan masyarakat terutama anak-anak. Melihat kenyataan ini, tim merasa bahwa seringkali kekayaan intelektual yang terkandung dalam lembaran-lembaran buku terabaikan.