Mohon tunggu...
Ratna Putri
Ratna Putri Mohon Tunggu... Relawan - Ratna Putri Nadika

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Selalu Menuntut Kakak untuk Mengalah

20 November 2019   20:18 Diperbarui: 20 November 2019   20:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kak, berikan mainan itu ke adikmu kan kamu sudah besar kamu harus bisa mengalah". 

Kalimat-kalimat tersebut yang di ucapkan oleh ayah ataupun ibu kepada kakak secara tidak sadar dapat mempengaruhi kepribadiannya. Mendidik anak dengan sepeti itu memiliki dampak baik positif maupun negative. 

Kakak yang dibiasakan untuk mengalah dengan adik, maka dia akan menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Ketika dia melakukan sesuatu dia menjadi ragu dan takut mengecewakan orang lain.

Ketika setiap menginginkan sesuatu atau akan bermain kakak harus terus-terus mengalah, pasti dalam hatinya bertanta-tanya mengapa setiap kali aku menginginkan sesuatu harus selalu mengalah buat adik ? 

Hal-hal seperti ini yang harus disadari oleh para orangtua. Sebelum anak bertanya-tanya tentang hal tersebut orangtua harus memberikan pemahaman terlebih dahulu. Pada intinya, kakak harus faham pada saat apa kakak harus mengalah dan pada saat apa kakak harus mempertahankan keinginannya.

Dalam mendidik anak, orangtua harus menciptakan suasana yang baik dan rumah yang nyaman bagi anak. ketika anak sudah menjadi kakak maka orangtua harus memberikan pemahaman tentang bagaimana dia memperlakukan adiknya. 

Dalam melakoni proses demi proses tersebut perlu adanya dorongan semangat dan dukungan bukan dari orangtua saja namun juga dari keluarga besar lainnya dan lingkungan ia bermain.

Disinilah peran orangtua dalam mendampingi proses tumbuh kembang anak, terutama yang mayoritas 90% ibu berada di rumah kerap sekali melihat bagaimana aktivitas anak dan ibu juga harus bisa menjadi wasit antara adik dan kakak ketika terjadi keributan. Wajar terjadi ketika belum hadirnya sang adik, kakak merasa mendapatkan kasih sayang penuh tanpa terbagi dan mendapatkan keistimewaan dalam hal apapun.

Namun setelah hadinya sang adik, bagi kakak semua berubah. Apapun itu harus berbagi termasuk waktu, kash sayang, mainan dan lain sebagainya. 

Rasa cemburu itu wajar sekali terjadi karena ketika dahulu belum adanya adik seluruh keluarga terpusat kepadanya namun setelah ada adik pemusatan perhatian beralih atau terbagi dengan sang adik. Hal itu bisa membuat menjadi kaget dengan kondisi tersebut.

Ketika sang kakak disuruh untuk selalu dan terus-terusan mengalah maka hal yang yang terjadi adalah anak akan merasa kecewa dan merasa kurang di hargai. Sementara sang adik yang selalu diunggulkan oleh orang tua atau anggota kelurga yang lain merasa memiliki nilai lebih di mata keluarga dan orangtua. 

Anak yang sellu mengalah dari sang adik berkemungkinan besar bisa memiliki resiko depresi, kurang percaya diri, dan nilai akademis yang rendah. Untuk itu perlunya pemahaman yang jelas dari orangtua untuk menyikapi hal-hal yang setiap harinya akan terjadi di lingkungan keluarga. 

Agar dalam menanggapi pertengkaran-pertengkaran antara adik dan kakak ini tidak ada salah satu dari mereka yang merasa tersakiti atau kecewa. Dan artinya perlunya penggunaan bahasa yang santai agar mudah diterima dan dipahami baik dari kakak ataupun adik.

terimakasih dan semoga bermanfaat :) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun