Pernahkan kamu merasa bosan saat mendengarkan presentasi? Banyak orang mengeluhkan presentasi yang monoton dan kurang menarik. Kira-kira apa ya yang membuat sebuah presentasi menjadi menarik dan mengesankan? Selain materi yang bagus, kemampuan seorang pemateri dalam mengelola emosi atau emotional intelligence ternyata sangat penting loh! Menurut Goleman (2004) emotional intelligence mengacu pada kemampuan mengidentifikasi emosi pada diri sendiri dan orang lain, memotivasi diri secara internal, serta mengelola emosi baik pada diri sendiri maupun orang lain dengan efektivitas.
Dalam konteks presentasi, emotional intelligence dapat membuat perbedaan yang signifikan. Kemampuan ini tidak hanya membantu seseorang untuk tetap tenang dan percaya diri, tetapi juga memungkinkan mereka untuk berhubungan lebih baik dengan audiens, mengelola stres, dan menghindari potensi konflik yang bisa menggangu pesan yang ingin disampaikan. Untuk itu, yuk kita bahas lima langkah yang tepat untuk meningkatkan emotional intelligence dalam presentasi! Dijamin cara jitu ini bikin presentasi kalian mengesankan dan para audiens semakin terpukau.
1. Self-Regulation : Mengelola Emosi dengan Baik
Jika Kamu merasa cemas atau gugup sebelum atau selama presentasi, cobalah untuk mengatur pernapasanmu dengan menarik napas, tahan beberapa detik, lalu hembuskan perlahan. Ini dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi rasa cemas atau gugup. Selanjutnya, alihkan perasaan cemasmu menjadi keyakinan melalui sebuah afirmasi positif. Contohnya seperti mengatakan  "I can do it!" di depan kaca atau di dalam lubuk hatimu.
2. Social Skills : Meningkatkan Keterampilan Berinteraksi
Presentasi bukan hanya tentang berbicara, tapi juga tentang mendengarkan. Dengan berlatih mendengarkan audiens, kamu dapat menjadi pemateri yang mengesankan. Ketika berbicara di depan audiens, pastikan kamu memperhatikan tanggapan mereka, baik verbal maupun non-verbal. Ini dapat menjalin hubungan yang baik antara pemateri dan audiens. Cobalah membuat sebuah contoh yang bisa relate dengan perasaan para audiens. Ketika audiens terkoneksi dengan emosi yang baik, maka mereka akan lebih mudah terhubung dengan materi yang kalian sampaikan.
3. Empathy : Meningkatkan Kepedulian terhadap Audiens