Mohon tunggu...
nadia wulandari
nadia wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

saya seorang pelajar yang memiliki hobi menari dan bermain basket. Saya tertarik dan senang bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Nature

"Optimalisasi Fasilitas Wisata Petik Jeruk Malang Guna Menarik Wisatawan Melalui Green Marketing 4.0

15 November 2023   16:10 Diperbarui: 15 November 2023   16:26 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pinterest.com/pin/530791506093317710/

Kota Malang telah dikenal sebagai salah satu pusat produksi jeruk terbesar di Indonesia, yang dimana hal tersebut justru menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Malang. Dengan kondisi geografis yang mendukung serta kualitas tanah yang subur dan iklim yang ideal, membuat luasnya persebaran lahan pertanian kebun jeruk di Kota Malang. Tak hanya bisa dipetik buahnya, namun kebun jeruk di Kota Malang ini berpotensi besar untuk dijadikan sebagai destinasi wisata. Sehingga, para petani bisa memanfaatkan potensi luas lahan kebun jeruk tersebut dan mengembangkannya menjadi agrowisata yang mengintegrasikan keindahan alam serta kegiatan petani lokal. Sehingga, mulai bermunculan banyak destinasi wisata petik jeruk di Malang.

Daya tarik wisata petik buah sendiri terletak pada sensasi dan keseruan pengunjung yang memetik langsung dengan ditemani oleh petani lokal, yang kemudian buahnya bisa langsung dimakan atau dibawa pulang. Akan tetapi, beberapa kebun jeruk di Malang masih mengalami permasalahan seperti fasilitas yang kurang memadai, seperti akses jalan yang sulit dilalui, toilet dan musholla yang kurang memadai, serta harga tiket masuk yang masih terbilang mahal. Selain itu, proses pemasaran atau promosi destinasi wisata petik jeruk di Malang belum berjalan dengan maksimal, sehingga jumlah kunjungan wisatawan masih kurang. Kurangnya jumlah kunjungan wisatawan disebabkan oleh faktor minimnya fasilitas yang kurang memadai dan layak di Destinasi Wisata Petik Jeruk di Malang.

Minimnya fasilitas yang kurang memadai dan kurang layak pada kebun jeruk bisa berpengaruh sangat besar. Berdasarkan hasil penelusuran, berikut beberapa kemungkinan dampaknya :

  • Menurunnya daya tarik pengunjung
  • Pengunjung mungkin tidak akan tertarik apabila mengunjungi kebun jeruk yang fasilitasnya kurang memadai dan kurang layak, seperti fasilitas toilet, tempat parkir, dan tempat duduk.
  • Pendapatan menurun
  • Minimnya fasilitas yang kurang memadai dan kurang layak dapat menyebabkan penurunan jumlah pengunjung, sehingga mengakibatkan penurunan pendapatan kebun.
  • Penurunan produktivitas
  • Kurangnya peralatan dan perlengkapan yang tepat dapat menyebabkan penurunan produktivitas di kebun, yang dapat mengakibatkan rendahnya hasil perkebunan dan penurunan pendapatan.
  • Penurunan kualitas produk
  • Kurangnya peralatan dan alat yang tepat juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, sehingga dapat mengakibatkan harga jual lebih rendah dan mengalami penurunan pendapatan.
  • Menurunnya daya saing
  • Kebun jeruk yang fasilitasnya kurang memadai dan kurang layak mungkin akan kalah bersaing jika dibandingkan dengan kebun jeruk lain yang fasilitasnya lebih baik.

Dari dampak-dampak tersebut, maka pemanfaatan kebun jeruk di Malang sebagai destinasi wisata petik jeruk dapat berjalan secara optimal, perlu adanya upaya dalam menangani permasalahan tersebut. Pemerintah seharusnya bisa lebih membuka mata terhadap minimnya fasilitas yang kurang memadai dan kurang layak pada perkebunan-perkebunan jeruk di Malang. Karena seperti yang sudah kita tahu, bahwa perkebunan jeruk di Malang berada di urutan kedua sebagai penyumbang produksi jeruk terbesar di Provinsi Jawa Timur sebesar 3.288.720 kuintal pada tahun 2022 (BPS, 2022). Dimana Jawa Timur menduduki peringkat pertama sebagai penyumbang produksi jeruk terbesar di Indonesia sebesar 1.194.489 kuintal pada tahun 2022 (BPS, 2022). Artinya, apabila perkebunan-perkebunan jeruk di Malang ini dapat difasilitasi dengan baik, maka juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pemerintah juga dapat membuat beberapa kebijakan untuk harga pasar jeruk yang ada di destinasi wisata petik jeruk. Harga pasar jeruk yang ada di destinasi wisata petik jeruk harus di pikirkan. Sebab, penentuan harga yang pas akan membuat permintaan menjadi optimal dari pihak partner bisnis maupun konsumen. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa melakukan penetapan harga yang sesuai merupakan salah satu faktor kunci bagi badan usaha untuk memperoleh keuntungan. Namun, perlu diingat masih ada faktor yang paling penting dalam menarik minat wisatawan. Dengan cara melakukan pemasaran atau dengan marketing, yaitu bagaimana membangun hubungan antara perusahaan dengan pelanggan lewat strategi pemasaran yang dilakukan.

Marketing bukan hanya sebagai alat untuk menarik minat wisatawan, namun juga sebagai alat untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Marketing terus berkembang, dari yang awal nya Marketing 1.0 kemudian berkembang sudah berada pada Marketing 4.0. Marketing 1.0 adalah level pemasaran yang mengandalkan rational intelligence : produk bagus, harga terjangkau. Marketing 2.0 lebih berorientasi pada pemasaran dengan cara memperhatikan kebutuhan pelanggan dan mencoba memahami preferensi serta umpan balik mereka. Marketing 3.0 adalah konsep pemasaran yang terlihat dari seberapa dalam hubungan produsen dengan konsumen atau stakeholder-nya. Pada Marketing 4.0 adalah pendekatan pemasaran yang mengombinasikan interaksi online serta interaksi offline antara pemasar serta konsumen.

Pada marketing 4. 0 pemasar dimohon untuk tidak hanya mengedepankan branding, namun juga wajib mencermati sisi kemanusiaan dari konsumen dengan menyuguhkan konten yang relevan dengan pelanggan serta kemasan yang up to date serta bagus. Pada Marketing 4.0 interaksi secara offline tetap diperlukan. Hal ini dikarenakan untuk menarik konsumen sampai pada tindakan menganjurkan itu muncul, maka tetap dibutuhkan sentuhan dari produsen untuk menghasilkan pelayanan yang maksimal. Pelayanan yang maksimal ini berkaitan dengan cara diberikannya fasilitas-fasilitas yang memadai khususnya disini yang ada pada Destinasi Wisata Petik Jeruk. Jika pelayanan berupa fasilitas saja kurang mumpuni dan baik, bagaimana bisa Wisata Petik Jeruk ini dapat dikatakan sudah memasuki era marketing 4.0. Marketing 4.0 ini sudah seharusnya dilakukan oleh para pengusaha baik itu yang menyuguhkan sebuah produk atau dengan menyuguhkan pelayanan baik jasa dan fasilitas yang baik, memupuni, serta layak.

Kemudian tidak sampai itu, marketing 4.0 ini seharusnya dapat kita sambungkan dengan yang namanya Green Marketing. Jika digabung maka akan menjadi "Green Marketing 4.0".  Ini adalah strategi pemasran yang mendorong pelaku bisnis, perusahaan, dan pemasar untuk lebih peduli dan berpihak pada kelestarian lingkungan (environmental sustainability) dengan menerapkan isu-isu lingkungan. Strategi pemasaran ini tidak hanya sekedar melaksanakan tanggung jawab sosial, namun terbukti mampu meningkatkan keunggulan bersaing. Jadi, strategi ini tidak hanya mengangkat tentang pemasaran saja, tetapi juga tentang pemasaran yang ramah lingkungan dan keberlanjutan pelestarian lingkungan melalui kegiatan pemasaran yang dilakukan tersebut. Jika di implementasikan pada Destinasi Wisata Petik Jeruk, pastinya banyak sekali cara-cara yang nantinya dapat menarik minat wiatawan, ditambah lagi destinasi wisata ini sangat erat kaitannya dengan keadaan lingkungan di sekitar kita.

Pemasaran dengan cara memfokuskan pada keramahan dan keberlanjutan pelestarian lingkungan tidak lah mudah. Kita harus mengkombinasikan strategi pemasaran yang tidak hanya ramah lingkungan namun juga menerapkan interaksi baik secara online maupun offline. Dimana hal ini diketahui, masih banyak orang yang tidak peduli terhadap kelestarian lingkungan disekitar kita baik itu pada lingkup jejaring online maupun offline. Oleh karena itu, dibutuhkan nya dukungan dari semua pihak tidak hanya pemerintah, namun juga termasuk pada petani dan masyarakat luas yang ada disekitar Destinasi Wisata Petik Jeruk.

Hal ini dapat kita implementasikan dengan petani memanfaatkan lahan kosong atau lahan tidak dipakai dengan mengubahnya menjadi kebun jeruk, yang nantinya menjadi Destinasi Wisata Petik Jeruk. Kemudian, masyarakat luas memanfaatkan berkunjung kesana tidak hanya untuk melihat serta mencoba sensasi petik jeruk langsung pada kebun jeruk. Tetapi juga untuk belajar mengenai apa saja terkait komoditas jeruk, baik itu harga pasar, penggunaan bibit benih, penyiraman kebun jeruk, serta pemanfaatan biji, kulit, atau buah jeruk yang bisa menghasilkan brand-brand lain. Kemudian, hal ini oleh masyarakat luas atau petani di pasarkan pada suatu blog atau sosial media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun