Mohon tunggu...
nadia
nadia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa dengan Bangsaku?

8 Juni 2016   14:56 Diperbarui: 9 Juni 2016   16:35 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan hal yang baru. Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi pun diikuti dan mulai meninggalkan budaya lokal karna mungkin dinilai tidak lebih praktis dari budaya asing. Adalah anak muda yang mudah terbawa arus oleh globalisasi, terlihat dengan seringnya mereka cenderung bergaya kebarat-baratan seperti memakai pakaian mini atau ketat, mabuk-mabukan, pergaulan bebas, bahkan tidak segan untuk berciuman dimuka umum. Karena seperti yang diketahui, dimana budaya barat menekankan lebih kepada kebebasan dan individualis serta tidak jarang hal tersebut menimbulkan terjadinya penyimpangan dan pelanggaran asusila.

"Apa yang terjadi dengan moral penerus bangsa ku?" Mungkin pertanyaan itu kerap kali muncul belakangan ini diiringi dengan maraknya terjadi kasus kejahatan asusila yang pemerannya justru kebanyakan adalah anak muda itu sendiri. 

Kasus kejahatan asusila seperti pemerkosaan yang tidak sedikit menimpa anak perempuan, parahnya anak-anak dibawah umur sudah menjadi korban. Seperti yang dilansir pada salah satu media berita elektronik yang mengatakan, “Tahun 2011 ada 2509 laporan kekerasan, 59% nya adalah kekerasan seksual. Sementara tahun 2012 kami menerima 2637 laporan, 62% nya kekerasan seksual, dan Tahun 2013 adalah (tahun) darurat kekerasan seksual terhadap anak” kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait. Lalu, sebenarnya siapa yang lalai? Kurangnya pendidikan agama dan seks sejak usia dini atau bahkan hukum yang mengatur tentang ini yang lemah?

Anak muda merupakan salah satu asset yang dimiliki oleh sebuah negara. Bagaimana bisa generasi penerus bangsa dapat meneruskan perjuangan dalam pembangunan bangsa kalau anak mudanya saja sudah rusak moralnya, hancurlah Indonesia ini. Generasi muda yang seharusnya dapat menjadi contoh tauladan yang baik bagi masyarakat sebagai salah satu agent perubahan sosial. Bukan sebaliknya justru menjadi bobrok moralnya karena terhanyut dalam arus globalisasi yang dapat mengantarkan kepada kehancuran.

Untuk itu, agar tidak semakin terjadinya degradasi moral pada generasi muda penerus bangsa, maka diperlukan pengawasan yang lebih dari orangtua, keluarga maupun orang terdekat yang berada disekelilingnya dalam upaya menanamkan pemahaman mengenai keagamaan maupun pemahaman mengenai seks dan pemahaman akan pengetahuan lainnya yang dapat menumbuhkan dan memperkuat karakteristik generasi penerus bangsa yang tangguh, baik itu dalam segi pembelajaran secara formal, informal dan nonformal.

Disamping daripada semua itu, kejahatan asusila maupun kejahatan semacamnya akan tetap ada dan terus terjadi selama hukum yang mengatur tidak berlaku secara tegas. Dengan dikeluarkannya Perppu Nomor 1/2016 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang mengatur tentang pemberatan pidana dan atau pidana tambahan serta tindakan lain seperti pengumuman identitas pelaku, tindakan berupa kebiri kimia bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak dan pencabulan dengan syarat-syarat tertentu, diharapkan dapat membuat para pelaku menjadi jera dan bagi mereka yang hendak melakukan tindak kejahatan dapat berfikir kembali sebelum melakukannya. Tentunya semua hukuman itu harus diterapkan dengan setegas-tegasnya dengan harapan untuk tindak kejahatan asusila dapat berkurang di Indonesia ini bahkan sekalipun menghilang dari bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun