candi tertua di Jawa Timur, Candi Badut memiliki nilai sejarah yang tinggi dan menarik untuk dipelajari. Candi ini tidak hanya menyimpan jejak peradaban masa lalu, tetapi juga menjadi bukti kemegahan arsitektur dan kebudayaan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah Candi Badut, fungsi utamanya, serta arca-arca yang menjadi bagian penting dari peninggalan tersebut.
Sebagai salah satuAsal-Usul dan Penemuan Candi Badut
Candi Badut ditemukan pada tahun 1921 oleh Maureen Brecher, seorang kontrolir Belanda. Penemuan ini tidak disengaja karena pada awalnya Maureen sedang melaksanakan tugasnya di Malang. Setelah ditemukan, candi tersebut mengalami berbagai upaya restorasi. Pada tahun 1923 hingga 1926, para ahli arkeologi seperti FDK Bosch dan B. de Haan melakukan pemugaran untuk mengembalikan bentuk asli candi.
Menurut prasasti Dinoyo, yang merupakan bukti tertulis peninggalan Kerajaan Kanjuruhan, Candi Badut didirikan pada tahun 682 Saka atau sekitar 760 Masehi. Hal ini menjadikan Candi Badut sebagai candi tertua di kawasan Malang. Prasasti Dinoyo juga mengungkapkan bahwa candi ini didirikan pada masa pemerintahan Raja Gajayana, salah satu raja dari Kerajaan Kanjuruhan. Nama "Badut" berasal dari kata Sansekerta "badyut" yang berarti cahaya, yang sesuai dengan fungsi candi ini sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, sang dewa cahaya.
Lokasi dan Arsitektur
Candi Badut terletak di Desa Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya yang berada di area pedesaan yang asri memberikan suasana tenang, sesuai dengan fungsi candi sebagai tempat meditasi dan pemujaan. Bangunan candi ini dibuat dari batu andesit, yang merupakan bahan konstruksi umum pada masa itu. Struktur arsitekturnya mencerminkan perpaduan gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur, menunjukkan adanya pergeseran budaya dan pengaruh antarwilayah.
Candi ini memiliki struktur utama yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki candi (pulloka), tubuh candi (waloka), dan puncak candi (swaroka). Di dalam ruangannya terdapat lingga dan yoni, simbol kesatuan antara Dewa Siwa dan Dewi Parwati, yang melambangkan keseimbangan alam semesta.
Fungsi Spiritual dan Keagamaan
Pada masa kejayaannya, Candi Badut berfungsi sebagai tempat ritual keagamaan. Lokasinya yang strategis di tengah lingkungan yang alami diyakini memberikan kekuatan spiritual yang tinggi. Selain digunakan untuk pemujaan, candi ini juga menjadi tempat meditasi bagi para pendeta Hindu-Buddha. Keberadaan lingga dan yoni di dalam ruang candi menegaskan perannya sebagai pusat pemujaan Dewa Siwa.
Arca di Candi Badut
Selain bangunan utamanya, Candi Badut juga terkenal dengan berbagai arca yang menghiasi ruangannya. Beberapa arca utama yang ditemukan di candi ini antara lain: