Mohon tunggu...
nadiasyaharaina
nadiasyaharaina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tanah yang Tak Bersahabat; AI dan Blockchain Jadi Penyelamat untuk Krisis Pangan yang Mendekat

1 Januari 2025   12:25 Diperbarui: 1 Januari 2025   12:21 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi (Sumber: wahananews.co)

Di abad ke 21 ini kita dihadapkan dengan suatu masalah yang besar yaitu krisis pangan. Populasi yang bertumbuh dengan cepat dan diiringi oleh perubahan iklim yang ekstrem juga lahan pertanian yang semakin terbatas dan tidak efisien menjadi sebuah faktor terjadinya krisis pangan, dalam masalah ini teknologi seperti AI dan blockchain hadir sebagai solusi inovatif.

AI atau kecerdasan buatan ini sudah diterapkan di bidang pertanian modern, dalam hal menganalisis cuaca, kesuburan tanah dan kesehatan tanaman untuk meningkatkan efektifitas pertanian. Kementrian Indonesia pun telah menerapkan konsep Smart Farming 4.0 dengan bantuan AI seperti pemantauan dan pengelolaan lahan dengan menggunakan sensor tanah secara real time dan penyemprotan tanaman menggunakan drone guna meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian Indonesia.

Blockchain juga memiliki peran yang sangat penting dalam pertanian modern, digunakan untuk membangun sistem rantai suplai pertanian yang trasnparan dan efisien. Teknologi ini dapat memantau produk dari sumbernya sampai ke tangan konsumen untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan serta guna meningkatkan kepercayaan konsumen.

AI dan blockchain memiliki peranan yang saling berhubungan. AI dapat memberikan analisis prediktif seperti menganalisis cuaca, kesuburan tanah dan kesehatan tanaman, sementara blockchain dapat memastikan intefritas data, membantu para petani dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi pasar. Penggabungan dari dua teknologi ini mampu merealisasikan sistem pertanian modern di Indonesia.

Meskipun teknologi ini menawarkan banyak manfaat, tantangan seperti biaya implementasi, keterbatasan infrastruktur, dan kurangnya literasi teknologi di kalangan petani perlu diatasi. Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan perlu berkolaborasi dalam menyediakan pelatihan dan dukungan untuk mendorong adopsi teknologi ini di sektor pertanian.

Penerapan AI dan blockchain dalam pertanian Indonesia memiliki potensi besar untuk mengatasi krisis pangan dengan meningkatkan efisiensi produksi dan transparansi rantai pasok. Dukungan pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak sangat penting untuk mewujudkan pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun