Jika berbicara budaya dan seni dari sunda maka tidak lepas dari kesenian wayang golek yang terbuat dari kayu dan unsur sejarah tokoh pada masa zaman kerajaan di pulau jawa. Boneka kayu yang terkenal dengan dimainkan oleh seseorang yang ahli bercerita disebut dengan dalang, selain dalang maka ada orang-orang yang ikut memeriah kan peran cerita disebut dengan nayaga dimana ada yang bermain gamelan, kendang, gong dan rebabserta termasuk pula juru alok.
Adapun jenis-jenis wayang golek terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu wayang golek cepak, wayang golek purwa dan yang paling terkebal pada zaman sekarang adalah wayang golek modern. Mahasiswa pertukaran dari seluruh indonesia singgah ke tempat kesenian wayang golek modern bernama Rafly Sunandar Sunarya yang merupakan cucu dari dalang sunarya atau Putu Giriharja 3.
Disana, penulis di kenalkan beberapa kisah yang sering di mainkan pada pentas wayang golek, ada kisah rahmayana, kisah mahabrata dan kisah lainnya yang mengandunfg unsur moral dan pesan tersendiri pada setiap kisah yang di tampilkan tokoh-tokoh yang terkenal adalah Cepot, Dawala dan Bagong. Di giriharja dalang menceritakan kisah seorang pemimpin negeri yang harus memiliki karakter,karakter yang mengutamakan kepentingan rakyatnya diatas kepentingan lainnya, pemimpin yang tidak mendzolimin rakyatnya dengan janji-janji sebelum ia menjadi pemimpin negeri.
Kisah tersebut menarik perhatian mahasiswa pertukaran dan akan menjadi cerita kepada daerahnya bahwa jawa barat masih menjaga budaya dan seni nya tanpa mengurangi apapun meski zaman terus berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H