Era digital telah melahirkan budaya yang serba virtual. Berbagai kemudahan menjadikan akses perolehan data begitu instan. Tinggal mengerdipkan mata, ribuan informasi telah siap di depan mata. Memang sangat menggiurkan bagi insan akademisi. Disaat serangkaian tugas meledak karena deadline, ibarat "pucuk dicinta ulam tiba". Segala materi yang dirasa mendukung tugas perkuliahan dengan mudahnya bisa dibalik nama. Tinggal comot sana, comot sini.. Jadilah paper, makalah, dan teman-temannya dalam sekejap saja. Setelah itu bisa nyantai ongkang-ongkang.
Kebebasan bervirtual seharusnya disikapi dengan bijak. Berbagai karya dalam bentuk tulisan, visual atau audio visual mestinya diapresiasi dan dijadikan inspirasi. Bukan untuk ditiru mentah-mentah tanpa memutar otak. Bukankah tugas seorang akademisi menemukan temuan-temuan baru dengan bekal ilmu yang didapat di perkuliahan? Orisinalitas ide memang mustahil, namun bukan berarti generasi akademis hanya sekedar mereplika hasil temuan terdahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H