Mohon tunggu...
Nadia Salza Abelia
Nadia Salza Abelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pembangunan Jaya

Hii I'm Nadia, I'm an student majoring in Communication Studies at Pembangunan Jaya University. I enjoy trying new things in my life, and one of my ambitions is to become someone people can rely on and trust. I enjoy making connections and developing positive relationships with various individuals, I am quick to assess trends/issues in my environment, and I also have skills in verbal communication and multicultural understanding. I have a high spirit and take responsibility in everything i do.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebocoran Data pada Aplikasi e-HAC Kemenkes

26 September 2022   10:10 Diperbarui: 26 September 2022   10:28 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Nadia Salza Abelia

Nim : 2019041128

Dosen : Dr. Geofakta Razali, M. I. Kom

Mata Kuliah dan Kampus : Manajemen Krisis UPJ

Pada 30 Agustus 2021 lalu, aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yaitu e-HAC atau  Electronic Health Alert mengalami kebocoran data. E-HAC merupakan kartu elektornik yang menjadi syarat wajib bagi masyarakat yang hendak berpergian di dalam negeri maupun luar negeri selama periode pandemic Covid-19 berlangsung. 

Kasus ini pertama kali diungkap oleh peneliti keamanan siber VPNMentor. Saat melakukan pengecekan, VPNMentor menemukan dampak kebocoran data pada aplikasi e-HAC Kemenkes ini cukup luas. 

Hal ini didukung pleh pernyataan yang menyatakan bahwa tidak hanya pengguna aplikasi e-HAC saja yang kena imbas akibat kebocoran data ini, tetapi seluruh infrastruktur terkait e-HAC Kemenkes, rumah sakit, dan pejabat yang turut menggunakan aplikasi tersebut. 

Jenis data yang diguga bocor ini ialah data test Covid-19 yang dilakukan oleh seluruh masyarakat yang ingin berpergian seperti nomor ID, nama lengkap, nomor ponsel, pekerjaan, gender, foto profil yang dilampirkan dalam akun e-HAC, data orang tua, bahkan hingga detail akun e-HAC pun turut serta terekspos. 

Dalam kasus kebocoran data ini diperkirakan 1,3 pengguna aplikasi e-HAC Kemenkes terdampak kebocoran data. Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Anas Muruf menginformasikan bahwa adanya dugaan kebocoran data pengguna aplikasi e-HAC pada versi lama atau aplikasi terpisah yang masih tersedia di dalam Google Play Store. Sehingga dugaan kebocoran data pada aplikasi e-HAC yang lama ini diakibatkan oleh adanya dugaan kebocoran pada pihak mitra.

Jika ditinjau dari adanya kasus kebocoran data yang terjadi pada Kemenkes tentunya sangat berdampak luas bagi pengguna aplikasi. 

Hal ini dikarenakan kebocoran data diri pengguna e-HAC terbongkar begitu saja. Dengan kata lain, data yang dikumpulkan oleh pihak yang tidak berhak dapat membuat pengguna rentan terhadap serangan peretasan dan juga penipuan dari adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun