Keuntungan dan tantangan yang terkait dengan standar emas memiliki peran yang penting dalam sistem moneter. Standar emas, pada dasarnya, mempertahankan nilai mata uang dengan mengaitkannya dengan nilai emas. Sistem ini memiliki keuntungan karena stabil, memiliki nilai yang jelas dan terukur, dan menghindari fluktuasi nilai tukar yang signifikan.
Dalam sistem standar emas, nilai mata uang diukur berdasarkan nilai emas yang dipertahankan oleh bank sentral negara tersebut. Hal ini mengurangi kemungkinan terjadinya inflasi, yang bisa terjadi ketika bank sentral mencetak terlalu banyak uang dan menyebabkan pengurangan nilai mata uang. Dalam sistem standar emas, pengeluaran bank sentral dikendalikan oleh cadangan emas yang dimilikinya, sehingga memastikan stabilitas nilai mata uang.
Namun, standar emas juga memiliki tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah ketidakstabilan politik dan perang. Kondisi politik dan perang yang tidak stabil dapat memengaruhi pasokan emas, sehingga mempengaruhi nilai mata uang. Perang dunia I, misalnya, mengakibatkan kelangkaan emas dan melemahkan sistem standar emas.
Selain itu, standar emas juga tidak dapat memberikan fleksibilitas yang cukup dalam kebijakan moneter. Kebijakan moneter yang tidak tepat dalam sistem standar emas dapat mengakibatkan pengurangan cadangan emas yang dimiliki bank sentral, sehingga mempengaruhi nilai mata uang. Ketidakmampuan untuk mengubah kebijakan moneter secara fleksibel dapat menjadi kendala dalam situasi ekonomi yang berubah-ubah.
Friedman dan Schwartz (1963) menjelaskan bahwa ketidakmampuan untuk menyesuaikan kebijakan moneter secara fleksibel adalah salah satu kelemahan utama standar emas. Eichengreen (1992) juga menekankan bahwa perang dan ketidakstabilan politik dapat memengaruhi nilai emas dan mengancam stabilitas sistem standar emas. Dalam hal ini, keuntungan dan tantangan yang terkait dengan standar emas harus dipertimbangkan dengan cermat. Meskipun standar emas dapat memberikan stabilitas nilai mata uang, tantangan seperti ketidakstabilan politik dan kebijakan moneter yang tidak fleksibel dapat menjadi kendala dalam sistem moneter.
Akhir dari sistem standar emas internasional ditandai oleh dua peristiwa penting dalam sejarah, yaitu Perang Dunia I dan peristiwa "Nixon Shock". Perang Dunia I mengubah pandangan terhadap standar emas, sedangkan "Nixon Shock" mengakibatkan pengakhiran konversi dolar AS menjadi emas.
Perang Dunia I, yang terjadi dari tahun 1914 hingga 1918, memiliki dampak yang signifikan terhadap sistem standar emas internasional. Perang ini memicu ketidakstabilan politik dan ekonomi yang meluas di banyak negara, termasuk para peserta perang. Para pemerintah harus meminjam dana besar untuk membiayai perang, yang mengakibatkan pertumbuhan utang negara yang signifikan.
Eichengreen (1992) menjelaskan bahwa perang menyebabkan peningkatan pengeluaran pemerintah yang besar, dan para pemerintah mengandalkan pinjaman dan pencetakan uang baru untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Hal ini mengakibatkan inflasi yang meningkat dan melemahkan nilai mata uang dalam sistem standar emas.
Selanjutnya, "Nixon Shock" pada tahun 1971 adalah peristiwa yang mengubah sistem moneter internasional secara drastis. Pada tanggal 15 Agustus 1971, Presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon, mengumumkan kebijakan yang menghentikan konversi dolar AS menjadi emas. Hal ini mengakhiri keterikatan langsung antara dolar AS dan emas, yang sebelumnya berlaku sejak penandatanganan Perjanjian Bretton Woods pada tahun 1944.
Peristiwa "Nixon Shock" memiliki dampak yang luas terhadap sistem moneter internasional. Kindleberger (1996) menjelaskan bahwa tindakan ini mengguncang pasar keuangan global dan memicu fluktuasi mata uang yang signifikan. Pasca "Nixon Shock", negara-negara mengadopsi sistem nilai tukar yang mengambang, di mana nilai mata uang ditentukan oleh mekanisme pasar bebas.
Peninggalan dan relevansi standar emas di era modern memiliki dua aspek yang penting: peran emas sebagai aset investasi dan cadangan nilai, serta pandangan terhadap standar emas dalam sistem moneter saat ini.