Mohon tunggu...
Nadia Seassi Roesdiono
Nadia Seassi Roesdiono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bachelor of English Literature, majoring in Cultural Studies. 23. Growing up. Learning. Understanding.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Hybrid: Sinergi Manis Kompasiana, Kompas.com dan Facebook

8 Oktober 2011   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:13 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya mahasiswa Sastra Inggris, baru semester satu, peminat jurnalisme dan masih awam soal jurnalistik. Tapi saya menemukan sesuatu yang menarik sejak kemarin. Kamis, 6 Oktober 2011, Om Pepih Nugraha mengajak Kompasianer untuk mulai unjuk tulisan di Kompas.com (silakan lihat DI SINI).

Caranya, artikel Kompasiana Anda dipersilakan ditempelkan pada wall Facebook Pepih for Hybrid Journalism Project. Selanjutnya Om Pepih akan meng-hybrid tulisan Anda dengan cara meringkas, menulis ulang dan re-titling (memberi judul ulang). Dalam tulisan hybrid Kompas.com tersebut, nama penulis akan disebut sebagai sumber tulisan 'jurnalis warga', plus kata-kata rujukan ‘informasi selengkapnya silakan lihat di sini’, yang mengarahkan kembali (bounce-back) hasil hybrid tulisan Anda di Kompas.com ke link tulisan asli Anda di Kompasiana. Tulisan hasil hybrid di Kompas.com juga dilengkapi dengan link-link rekomendasi Facebook, twitter dan sebagainya. Disediakan juga kolom komentar.

Apa hasil tulisan hybrid? Ini dia jawabannya.

1# Tulisan Anda di Kompasiana jadi naik daun karena diklik lebih banyak pembaca. Contoh, tulisan ayah saya tentang Bahasa Indonesia di Australia, hanya diklik 130 pembaca ketika masih di Kompasiana (7 Oktober 2011), dan melonjak menjadi sekitar 6.500 (sekitar 2.000%) klik pada tanggal 8 Oktober 2011 jam 8 pagi. Tulisan Kompasianer yang sama tentang guru bule yang mengajar di SMA Muhamadiyah yang pada 7 Oktober 2011 hanya disambangi sekitar 1.500 pembaca, mendapat lonjakan lebih dari 900% atau sekitar 13.500 pada jam 8 pagi tanggal 8 Oktober 2011. Hasil bounce-back juga mengejutkan. Tulisan Bahasa Indonesia di Australia di Kompasiana yang semula hanya dapat 130 pembaca itu, menjadi sekitar 250, dan tulisan guru bule Muhammadiyah menjadi dapat sekitar 3.700 pembaca.

2# Tulisan hybrid Kompasiana di Kompas.com, menurut tatapan saya, setidaknya punya dua keuntungan bagi penulis, yakni (1) nilai informasinya bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak pembaca, dan (2) kesempatan bagi kita untuk belajar mengolah tulisan menjadi tulisan yang lebih bernas, lebih menarik, dan lebih benar ejaan dan susunan kata-katanya, karena hasil hybrid sudah menampakkan suntingan, wording, penggantian judul (lebih menarik, lebih eye-catching), dan angle (sudut pandang yang berbeda).

Selebihnya, proyek jurnalisme hybrid Om Pepih Nugraha merupakan sinergi yang manis antara Kompasiana, Kompas.com dan Facebook untuk mendongkrak angka klik di masing-masing situs tersebut. Sungguh saya kagum pada gagasan ini. Saya bersemangat belajar menulis dan jadi jurnalis warga. Well done, Om Pepih!

♡Ną∂ı∆ SЯ♡

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun