Apa itu Social Loafing?

 Selain itu, penting untuk menciptakan kesadaran akan konsekuensi dari social loafing. Menyoroti dampak negatif yang timbul dari kurangnya kontribusi individu terhadap kelompok dapat membantu meningkatkan tanggung jawab dan motivasi anggota kelompok. Dalam hal ini, dosen atau pengajar dapat memonitor dan mengevaluasi kontribusi individu dalam kerja kelompok.

Terakhir, promosi kerja kelompok yang positif juga dapat membantu mengatasi social loafing. Dengan membangun suasana yang inklusif, saling percaya, dan menghargai kontribusi setiap anggota kelompok, akan mendorong partisipasi aktif dan kerja tim yang efektif.

 Dengan menerapkan solusi-solusi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengatasi social loafing, meningkatkan keterlibatan dalam kerja kelompok, dan mencapai hasil yang lebih baik dalam pembelajaran kolaboratif

  Berdasarkan hasil pendalaman, diperoleh hasil bahwa social loafing mahasiswa memiliki kategori sedang. Disarankan mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan situasi kelompok meliputi hubungan dengan anggota dan kinerja kelompok sehingga dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas serta berkontribusi secara aktif di dalam kelompok. Mahasiswa harus lebih bersikap asertif dengan anggota lain mengenai tugas sehingga kesulitan-kesulitan dapat tertangani secara cepat supaya terhindar dari penundaan dan kebingungan tentang tugas yang akan menyebabkan terhambatnya penyelesaian tugas. Pendalaman ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mahasiswa untuk meminimalisir faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya social loafing. Mengingat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya social loafing banyak dan dapat berpengaruh pada terhambatnya penyelesaian tugas.

  Kesimpulannya Social loafing merupakan suatu permasalahan yang sering muncul dalam pengerjaan tugas yang dilakukan secara berkelompok, dimana terdapat seseorang yang kurang berkontribusi dalam mengerjakan tugas kelompok atau tim, individu cenderung mengurangi upaya mereka ketika mereka bekerja sebagai bagian dari kelompok atau tim dibandingkan dengan ketika mereka bekerja sendiri. Faktor-faktor yang berkontribusi pada social loafing termasuk kurangnya akuntabilitas individu dalam kelompok, perasaan anonimitas, perasaan bahwa kontribusi individu tidak akan mempengaruhi hasil secara signifikan, dan perasaan bahwa beban kerja terbagi di antara anggota kelompok. Dalam eksperimen Ringelmann, semakin banyak anggota dalam kelompok, semakin rendah usaha individu dalam kelompok tersebut Faktor-faktor seperti ukuran kelompok, persepsi ketergantungan individu terhadap kontribusi anggota kelompok lainnya, dan tingkat kejelasan tujuan kelompok dapat mempengaruhi tingkat social loafing.

  Hasil karya tulis ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam upaya meningkatkan efektivitas kerja kelompok dan pembelajaran kolaboratif di lingkungan akademik, serta memberikan saran praktis untuk mahasiswa dalam mengatasi social loafing dan meningkatkan partisipasi aktif dalam kelompok. Faktor Permasalah social loafing Permasalahan yang terjadi tidak adanya evaluasi dari kontribusi individu, ketidakjelasan tanggung jawab dimana terdistribusi ke beberapa orang sehingga rasa tanggung jawab individunya jadi rendah, tidak memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas kelompoknya,kurangnya interaksi dalam kelompok, kohesivitas kelompok dimana mahasiswa pada kelompok akan berpengaruh pada tingkat partisipasi dan kinerja dari anggota kelompok,serta kepribadian dimana itu bersifat unik dan konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan individu satu dengan yang lainnya.

   The Big Personality Traits Berdasarkan kepribadian, Social loafing dalam mengerjakan tugas kelompok ditinjau dari The Big Personality Traits pada Mahasiswa yaitu yang pertama Extraversion dimana cenderung memiliki sifat suka bergaul, berteman, banyak bicara, asertif, dan aktif mengarah pada kinerja yang efektif dalam pekerjaan yang membutuhkan interaksi dengan banyak orang, rendahnya tingkat kemalasan dibanding individu yang berkepribadian opennes. 

   Dengan menerapkan solusi-solusi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengatasi social loafing, meningkatkan keterlibatan dalam kerja kelompok, dan mencapai hasil yang lebih baik dalam pembelajaran kolaboratif