Mohon tunggu...
Nadia Muntaza_PWK_Unej
Nadia Muntaza_PWK_Unej Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menggambar, mendengarakn musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Ekonomi Jember dengan Produktivitas Tembakau

21 September 2022   23:41 Diperbarui: 21 September 2022   23:48 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tembakau adalah bahan baku utama untuk produk rokok yang banyak diminati oleh masyarakat. Merupakan hal yang biasa jika permintaan tembakau dipasaran selalu meningkat. Kabupaten Jember merupakan salah satu produsen tembakau terbesar  di Provinsi Jawa Timur. Dikarenakan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani tembakau. Sudah lama tingkat  produktivitas tembakau di Jember sangat tinggi. Tidk heran jika Jember mempunyai nama lain Kota Tembakau. Sumber daya alam yang satu ini memanglah sangat membantu perekonomian petani tembakau di Jember. Banyak lahan pertanian tembakau di daerah Jember Selatan dan Utara yang menjadi ladang pekerjaan bagi penduduk sekitar.

Seluas kurang lebih 25ribu hektare lahan pertanian di Jember merupakan lahan komoditas tembakau. Kabupaten Jember sendiri memiliki dua jenis tembakau yang ditanam, yaitu Voor Oogst dan Na Oogst. Keduanya tidak ditanam dalam satu daerah, untuk Voor Oogst ditanam pada daerah Jember Utara, sedangkan Na Oogst di daerah Jember Selatan. Hal ini ditujukan agar lahan pertanian di Kabupaten Jember merata.

Dalam informasi yang diperoleh dari data BPS (Badan Pusat Statistik)  Kabupaten Jember pada tahun 2021 tentang perkebunan menunjukkan, tembakau Voor Oogst menghasilkan produksi tembakau sebesar 143.782,50 kuintal, sedangkan tembakau Na Oogst sebanyak 65.002,50 kuintal. Dari hasil data tersebut tidaklah luput jika Kabupaten Jember dijuluki sebagai Kota Tembakau.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Adrian Sapnadi menuturkan bahwa produk akhir yang dihasilkan oleh kedua jenis tembakau ini berbeda. Untuk Voor Oogst menghasilkan produk akhir rokok, sedangkn tembakau Na Oogst akan menghasilkan produk akhir cerutu. Hal ini membuat Kabupaten Jember menjadi lebih unggul dalam komoditas pertanian tembakaunya, karena memiliki dua jenis tembakau yang berbeda.

Dengan luas lahan yang cukup memadai, terdapat 2 jenis tembakau yang memiliki produk akhir berbeda, serta hasil produksi dari tembakau yang cukup tinggi, perekonomian Kabupaten Jember seharusnya dapat meningkat dengan cukup signifikan. Pendapatan dari hasil produksi tembakau dari lahan-lahan pertanian tembakau yang ada di Jember ini lah yang akan membantu perekonomian masyarakat Jember terutama petani tembakau berjalan stabil. Sehingga kebutuhan sehari-hari masyarakat akan terpenuhi dengan mudah.

Beberapa waktu lalu pada rapat koordinasi yang diselelnggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Jember, H. Hendy Siswanto selaku Bupati Jember memaparkan bahwa diperlukan peningkatan pola sinergi agar komoditas tembakau di kabupaten ini dapat lebih maju. Rapat tersebut banyak melibatkan pihak dari berbagai aspek, mulai dari perwakilan akademisi, pengusahan, pejabat, serta petani tembakau sendiri untuk membahas soal pertanian tembakau di Kabupaten Jember mulai dari hasil panen, pendistribusian, program mitra kerja, dan metode tanamnya. Dan pada saat ini program mitra kerja inilah yang disebut sebagai solusi terbaik untuk meningkatkan produktivits tembaku yang sering dijuluki sebagai emas hijau tersebut.

Banyak tantangan berat yang dapat diperoleh  petani tembakau saat ia mengelola lahan tembakaunya sendiri. Misalnya saja terjadi bencana alam yang tidak terduga sehingga membuat harga tembakau menjadi anjlok dari harga pemasaran sebelumnya. Tidak hanya bencana alam, perubahan cuaca secara drastispun berpengaruh terhadap produktivitas tembakau. Akibatnya petani mengalami kerugian yang cukup besar untuk hasil panen tembakau itu sendiri. Maka dari itu petani harus memiliki strategi khusus untuk mengurangi kerugian berdasarkan dampak dari masalah tak terduga saat proses produksi tembakau berlangsung.

Dengan adanya kemitraan, petani tembakau dapat meminimalisir masalah tersebut. Berdasarkan dukungan teknis, jumlah dan ketentuan yang disepakati, sertas akses sarana dan prasarana, hasil panen petani binaan akan mendapat kepastian. Selain itu kemitraan yang diikuti akan mengenalkan berbagi teknologi pertanian yang efisien dan efektif. Pemberian ilmu saat proses bertani yang mencakup sebelum penanaman bibit tembakau, masa tanam (proses tanam), proses pascapanen, hingga pemasaran hasil panen merupakan dukungan teknis yang dijalankan dalam bentuk pendampingan secara terus-menerus.

Program kemitraan juga memberikan upaya keselamatan dan perlindungan kesehatan para petani dalam kegiatan edukasi yang disediakan. APD (Alat Pelindung Diri) guna menghindari risiko terkena paparan penyakit hijau merupakan salah satu akses yang juga diberikan kemitraan untuk para petani. Berkat pelatihan, pembinaan, pemberian fasilitas, serta jaminan kepastian serapan tembakau yang berpengaruh pada peningkatan produktivitas tembakau,  petani juga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Keikutsertaan petani tembakau dengan mitra tani yang ada merupakan kesadaran dari diri masing-masing petani untuk menjadi pelaku ekonomi yang lebih baik kedepannya.

Selain memberi keuntungan kepada petani dan kemitraannya, peningkatan produktivits tembakau juga sangat membantu laju ekonomi Kabupaten Jember. Pasalnya, tidak hanya dipasarkan keluar kota atau luar pulau saja, produksi tembakau Jember juga sampai diekspor ke luar negeri seperti kawasan Eropa.

Untuk permintaan konsumen yang tinggi bahkan sampai pada tingkat konsumen luar negeri, seharusnya pemerintah Kabupaten Jember memfokuskan diri dalam perluasan atau penambahan lahan tembakau di Jember. Hal ini diebabkan permintaan pasar yang tinggi tidak seimbang dengan lahan tembakau yang tersedia. Akibatnya proses produktifitas tembakau terkesan lambat dan bisa menyebabkan harga tembakau menurun. Jika memang perluasan lahan tembakau terealisasikan, maka jumlah tenaga kerja atau sumber daya alam produktifitasnya juga harus ditambah. Hal tersebut juga bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat Jember yang masih luntang lantung dalam mendapatkan mata pencaharian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun