Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hampir 60% dari lima belas siswa kesulitan menghitung hasil nilai perkalian. Sekitar sembilan siswa masih belum memahami materi secara menyeluruh. Abidzaar mengatakan bahwa masalah itu mungkin disebabkan oleh lupa mengingat perkalian. Mereka tetap bingung bahkan ketika hanya ditanya tentang hasil perkalian. Reza, seorang siswa lain, mengatakan bahwa mungkin mereka lupa . Akibatnya, hal ini seringkali membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar, menyebabkan mereka kehilangan minat mereka pada matematika.
Kesulitan yang dialami oleh para siswa bisa disebabkan oleh kurangnya pengulangan materi yang diajarkan sebelumnya di kelas. Selain itu, mungkin ada sedikit dorongan dari guru untuk mengajarkan cara menghitung hasil perkalian. Guru harus memberikan pemahaman yang lebih mendalam, seperti mengaitkan konsep perkalian dengan hal-hal yang dilakukan orang setiap hari. Oleh karena itu, ketika siswa melihat bagaimana materi berkaitan dengan dunia sekitar mereka, mereka akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar.
Proses pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri 07 Banyuasin III Desa Terentang, siswa diajak untuk menyelesaikan materi perkalian dengan menerapkan pendakatan kontekstual, agar siswa termotivasi dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Setelah diberikan pemahaman terkait materi perkalian, siswa akan diberi waktu untuk mengerjakan soal dan akan maju ke depan kelas untuk menyampaikan apa yang telah didiskusikan dari materi yang telah diberikan serta mengerjakan soal yang telah mereka kerjakan sebelumnya. Hal ini berguna agar siswa termotivasi dn mau belajar dengan baik.
Setiap siswa menjadi lebih aktif dalam menjawab dan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi perkalian setelah menerapkan pendekatan kontektual pada materi perkalian. Mereka sangat tertarik untuk mendengarkan materi dengan baik, jadi jelas bahwa pendekatan kontektual dapat menjadi pilihan yang baik bagi guru untuk membuat pembelajaran matematika lebih interaktif, baik dengan guru maupun dengan siswa itu sendiri. Dengan menerapkan pendekatan kontektual ini, motivasi siswa untuk belajar matematika dapat terus meningkat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI