Globalisasi telah membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Di satu sisi, globalisasi membuka akses yang lebih luas terhadap berbagai pengetahuan dan kebudayaan dari berbagai belahan dunia. Namun, di sisi lain, hal ini juga menghadirkan tantangan serius terhadap pelestarian kebudayaan lokal. Pengaruh budaya asing yang semakin mendominasi di berbagai media, terutama di kalangan anak-anak, dapat membuat warisan budaya lokal terpinggirkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperkuat kebudayaan bangsa melalui pendidikan seni budaya, khususnya di sekolah dasar (SD), sebagai fondasi awal yang kuat bagi pembentukan identitas kebangsaan anak-anak.
Sekolah dasar adalah masa pembentukan awal karakter anak. Pada tahap ini, anak-anak sangat rentan terpengaruh oleh lingkungan sekitar, termasuk media global yang menawarkan berbagai gaya hidup dan kebiasaan dari luar. Di sinilah peran penting pembelajaran seni budaya masuk, tidak hanya sebagai upaya untuk mengajarkan keterampilan artistik, tetapi juga sebagai sarana menanamkan nilai-nilai budaya lokal yang akan memperkuat identitas mereka. Pembelajaran seni budaya di sekolah dasar perlu dirancang dengan tujuan ganda: memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan, serta mendorong kreativitas dan kebebasan berekspresi.
Melalui pembelajaran seni budaya, anak-anak diajarkan untuk mengenal dan menghargai warisan budaya bangsanya sendiri. Seni tari, musik, kerajinan tradisional, hingga cerita rakyat yang diajarkan di sekolah dasar bukan hanya bagian dari materi pelajaran, tetapi juga medium untuk memahami sejarah, nilai, dan norma yang membentuk jati diri bangsa. Ketika anak-anak dikenalkan pada alat musik tradisional seperti gamelan atau angklung, atau mempelajari tarian-tarian daerah, mereka sebenarnya sedang diperkenalkan pada keindahan dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa mereka. Ini tidak hanya menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya sendiri, tetapi juga mengembangkan rasa bangga sebagai bagian dari bangsa yang memiliki warisan budaya yang kaya.
Di era globalisasi ini, pelestarian kebudayaan melalui pembelajaran seni budaya tidak bisa hanya mengandalkan metode tradisional semata. Diperlukan inovasi yang dapat menjadikan kebudayaan lokal tetap relevan di tengah gempuran budaya asing. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran seni budaya. Misalnya, pembuatan media digital yang menampilkan karya-karya seni budaya, pementasan seni tradisional dalam format video, atau pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi digital yang memudahkan siswa untuk memahami kebudayaan lokal dengan cara yang lebih menarik dan modern. Dengan begitu, siswa tidak hanya diajak untuk mengenal budaya mereka, tetapi juga melihat bagaimana budaya tersebut dapat berkembang dan beradaptasi di era teknologi.
Pembelajaran seni budaya di sekolah dasar juga dapat menjadi sarana untuk memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan di antara siswa. Dalam kegiatan seni, seperti pertunjukan drama, tarian, atau musik, siswa diajak untuk bekerja sama dan berkolaborasi. Mereka belajar bahwa seni dan budaya tidak hanya merupakan ekspresi individu, tetapi juga upaya kolektif yang membutuhkan kerja sama dan saling pengertian. Hal ini akan membantu siswa mengembangkan nilai-nilai sosial yang positif, seperti toleransi, kebersamaan, dan rasa saling menghargai.
Untuk mewujudkan pembelajaran seni budaya yang efektif dan bermakna, peran guru sangatlah penting. Guru harus mampu menjadi fasilitator yang membimbing siswa untuk mengeksplorasi kreativitas mereka sambil tetap menghargai nilai-nilai budaya. Guru juga perlu kreatif dalam menyusun materi ajar yang tidak hanya menyampaikan informasi secara verbal, tetapi juga memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk berinteraksi dengan kebudayaan mereka. Misalnya, mengajak siswa untuk mengunjungi museum, mengadakan pertunjukan seni budaya di sekolah, atau melibatkan siswa dalam kegiatan seni budaya yang ada di masyarakat. Dengan demikian, pembelajaran seni budaya menjadi lebih hidup dan kontekstual.
Dukungan dari lingkungan sekolah dan keluarga juga sangat penting. Sekolah perlu memberikan ruang yang cukup bagi pelajaran seni budaya, baik dalam bentuk waktu yang memadai dalam kurikulum maupun dukungan fasilitas yang memadai. Keluarga, sebagai lingkungan pertama bagi anak, juga harus ikut berperan aktif dalam mengenalkan dan melestarikan kebudayaan kepada anak-anak mereka. Ketika anak-anak melihat bahwa budaya mereka dihargai dan dijunjung tinggi baik di sekolah maupun di rumah, mereka akan lebih mudah meresapi nilai-nilai tersebut dan menjadikannya bagian dari identitas mereka.
Di tengah arus globalisasi, pendidikan seni budaya di sekolah dasar memiliki peran yang sangat strategis dalam memperkuat identitas kebangsaan anak-anak. Dengan memadukan antara warisan budaya dan inovasi pembelajaran, kita dapat memastikan bahwa generasi muda tidak kehilangan akar budaya mereka, bahkan ketika mereka tumbuh di tengah dunia yang semakin terbuka dan beragam. Pembelajaran seni budaya tidak hanya sekadar upaya untuk melestarikan tradisi, tetapi juga untuk membentuk generasi yang kreatif, terbuka, dan bangga dengan identitas budayanya.
Dengan demikian, pembelajaran seni budaya di sekolah dasar bukan hanya menjadi pelajaran tentang seni dan tradisi, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter dan identitas generasi penerus bangsa. Mari kita jadikan seni budaya sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, serta sebagai benteng yang melindungi kekayaan budaya kita di era globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H