Bagi sebagian mahasiswa pasti lagi pusing-pusingnya nih sama tugas, hasil nilai UTS, dan hari pelaksanaan UAS yang bisa dibilang padat. Terlebih lagi mahasiswa akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Seharusnya di akhir tahun ini kita bisa melakukan hal yang kita suka, contohnya kumpul-kumpul bareng teman atau kita bisa melakukan aktivitas itu sendiri. Kita juga tahu bahwa tekanan menjadi mahasiswa tidak hanya dengan hal seperti itu. Keluarga juga bisa menjadi salah satu faktor mempengaruhi pola pikir mahasiswa. Menjadi mahasiswa adalah tanggung jawab yang harus kita jaga untuk diri kita sendiri maupun untuk orang tua kita supaya mereka merasa bangga. Pastinya kita sangat ingin membanggakan mereka dengan cara tidak mengulang kelas atau semester di tahun berikutnya. Tapi tahukah kamu apa itu stres akademik?
Apa itu Stres Akademik?
Stres akademik adalah perasaan tertekan yang dialami oleh mahasiswa baik secara fisik ataupun emosional, dikarenakan adanya tuntutan akademik dari dosen ataupun orangtua untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, selesainya tugas tepat pada waktunya, tidak adanya arahan dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah dan suasana kelas yang tidak kondusif (Mulya & Indrawati, 2017). Stres akademik terjadi karena individu tidak dapat menyeimbangkan antara tuntutan dengan kemampuan diri yang dimilikinya (Prasetyawan & Ariati, 2018). Stres yang dirasakan mahasiswa pada perguruan tinggi adalah penyesuaian diri, penyesuaian diri umumnya dialami oleh mahasiswa tahun awal, hal ini disebabkan adanya perubahan tatanan kehidupan setelah masa peralihan dari SMA ke perguruan tinggi berbeda (Sasmita & Rustika, 2015). (Sagita, & Rhamadona, 2021).
Kerja kelompok dari awal pertemuan hingga akhir juga bisa menjadi salah satunya, karena disana lah kita bertemu dengan banyak orang yang harus bekerja sama sampai akhir semester. Bertemu dengan banyak orang memang sangat membantu kita dalam membangung relasi pertemanan yang bagus. Tapi akan ada seseorang yang membuat kita terhambat melakukan pekerjaan kelompok dan itu bisa lebih dari satu orang. Yakan? Tingkat stres kita akan semakin meningkat dengan adanya hal semacam itu, karena membuat kita harus mengerjakan tugas tersebut sendiri. Stres mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi tetapi belum kunjung selesai padahal waktu sudah sebentar lagi berakhir. Selain itu karena dosen yang sulit ditemui untuk proses bimbingan dan selalu banyak revisi sehingga menimbulkan rasa cemas dan takut jika tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu.
Gejala-Gejala Stres yang dialami Mahasiswa
- Tidur tidak teratur: mengalami insomnia atau kesulitan tidur, bangun tengah malam, tidur yang tidak cukup atau terlalu banyak, dan tentu saja akan mengalami perubahan pola tidur.
- Nafsu makan menurun: hilangnya selera makan, merasa mual, ingin muntah, atau terjadinya masalah lambung, dan apabila it uterus perkelanjutan akan menyebabkan menurunan berat badan.
- Nafsu makan meningkat: makanan menjadi cara untuk mengatasi perasaan tidak nyaman atau sebagai bentuk pelarian dari masalah, dan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak atau gula dapat bersifat menghibur dalam jangka yang sementara. Itulah yang membuat kita ingin memakannya terus menerus.
- Kecemasan: pikiran akan terus menerus terpaku pada kekhawatiran, akan menghindar dari situasi atau aktivitas yang dianggap memicu kecemasan, dan sulit berkonsentrasi.
- Gelisah: perasaan tidak nyaman dengan ketidakpastian.
- Rasa takut: munculnya pikiran negative atau sudah pesimis tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi, merasa terancam atau tidak aman, dan peningkatan kewaspadaan.
Peningkatan jumlah stres akademik akan menurunkan kemampuan akademik yang berpengaruh terhadap indeks prestasi. Bahkan yang dirasakan terlalu berat dapat memicu gangguan memori, konsentrasi, penurunan kemampuan penyelesaian masalah dan kemampuan akademik.
Stres Memiliki Dampak Positif dan Dampak Negatif
Dampak positif yaitu, peningkatan kreativitas dan menicu pengembangan diri. Stres yang dialami mahasiswa menjadikannya lebih giat dalam menyelesaikan tugas akhir karena ingin mendapatkan nilai yang bagus dan lulus tepat waktu. Selain dampak positifnya stres juga memiliki dampak negative yaitu, merokok, minum alkohol, tawuran, seks bebas, bahkan penyalahgunaan NAPZA atau zat adiktif. Menjadikan mahasiswa malas untuk mengerjakan tugas akhir serta mengerjakan revisi yang dosen berikan. (Ambarwati, Pinilih, & Astuti, 2019).
Meskipun ini terasa sulit tapi kita tetap harus melakukannya dengan baik dan selalu berdoa pada tuhan supaya dilancarkan semua urusan yang sedang dilakukan. Membangun kerja sama yang baik adalah hal terpenting dalam perkuliahan maupun pekerjaan. Stres yang kita terima harus bisa dikendalikan supaya semua yang dikerjakan bisa berjalan dengan sempurna dan sesuai seperti yang direncanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H