Keberagaman Siswa
Keberagaman latar belakang budaya, ekonomi, dan sosial siswa dapat menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif (Panga, 2013).Â
perbedaan ini memerlukan perhatian khusus dari guru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan guru perlu memahami perbedaan ini dan beradaptasi dengan cara mengajar serta pendekatan interpersonal mereka. Guru perlu memahami bahwa setiap siswa memiliki latar belakang yang unik. Latar belakang tersebut dapat mempengaruhi cara siswa belajar, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam kegiatan kelas. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang keberagaman ini sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung semua siswa.
Stres Kerja
Tingkat stres kerja yang tinggi juga dapat mempengaruhi kinerja guru dalam membangun hubungan positif dengan siswa (Yasin et al., 2024). Beban kerja administratif mencakup berbagai tugas yang tidak berhubungan langsung dengan pengajaran, seperti pengisian laporan, administrasi nilai, dan perencanaan kurikulum. Tugas-tugas ini dapat menyita waktu dan energi guru, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk berinteraksi secara efektif dengan siswa dan tuntutan akademik termasuk pencapaian standar pendidikan dan persiapan ujian, juga dapat menambah tekanan pada guru. Ketika fokus utama teralihkan pada pencapaian akademis, guru mungkin kurang mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan positif bagi siswa. sering kali mengganggu fokus guru terhadap pengembangan hubungan interpersonal dengan siswa.
Kurangnya Pelatihan Profesional
Kurangnya pelatihan profesional bagi guru mengenai keterampilan interpersonal dan manajemen kelas dapat menghambat kemampuan mereka untuk menciptakan struktur sosial yang positif (Naila et al., 2024). Oleh karena itu, program pelatihan berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi guru. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang metode pengajaran yang inovatif, tetapi juga membantu guru mengembangkan keterampilan manajerial dan interpersonal yang esensial. Melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), yang merupakan inisiatif pemerintah, guru dapat mengikuti berbagai kegiatan seperti workshop, seminar, dan pelatihan online yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka
KESIMPULAN
Peran guru dalam membangun struktur sosial yang positif di lingkungan sekolah sangatlah penting dan multifaset. Dalam konteks pendidikan, guru tidak hanya berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai fasilitator, pembimbing, dan teladan bagi siswa. Melalui interaksi sehari-hari, guru memiliki kesempatan untuk membentuk karakter dan perilaku siswa, yang pada gilirannya akan mempengaruhi dinamika sosial di dalam kelas dan lingkungan sekolah secara keseluruhan.
Pertama-tama, guru sebagai fasilitator pembelajaran memiliki tanggung jawab untuk menciptakan suasana kelas yang inklusif dan kolaboratif. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa, seperti diskusi kelompok dan proyek kolaboratif, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan baik. Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang positif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa (Yasin et al., 2024). Oleh karena itu, penting bagi guru untuk merancang kegiatan yang memungkinkan siswa berkolaborasi dan saling menghargai satu sama lain.
Selanjutnya, hubungan emosional antara guru dan siswa merupakan faktor kunci dalam menciptakan struktur sosial yang positif. Ketika guru mampu menjalin hubungan baik dengan siswa, mereka dapat lebih memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh siswa. Komunikasi terbuka dan dukungan moral dari guru dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar (Naila et al., 2024). Dalam hal ini, peran guru sebagai pendengar yang baik dan penyemangat sangatlah vital. Di samping itu, guru juga berfungsi sebagai teladan dalam perilaku sosial. Siswa cenderung meniru perilaku guru mereka; oleh karena itu, penting bagi guru untuk menunjukkan sikap positif seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama. Ketika guru memperlihatkan nilai-nilai ini dalam tindakan sehari-hari mereka, siswa akan lebih cenderung menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam interaksi mereka dengan teman sebaya (Miftahul Ullum et al., 2024). Dengan demikian, guru tidak hanya mendidik secara akademis tetapi juga membentuk karakter siswa.