Pendidikan merupakan aspek fundamental dalam pengembangan individu dan masyarakat. Di dalam konteks pendidikan, sekolah berfungsi sebagai lembaga yang tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan interaksi sosial siswa. Struktur sosial di sekolah sangat mempengaruhi bagaimana siswa berinteraksi satu sama lain serta dengan guru dan staf pendidikan lainnya. Dalam hal ini, peran guru menjadi sangat penting dalam membangun struktur sosial yang positif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan sosial siswa.Â
Konsep Struktur Sosial di Sekolah
Struktur sosial di sekolah merujuk pada pola hubungan dan interaksi antara berbagai elemen dalam lingkungan pendidikan, termasuk guru, siswa, staf administrasi, dan orang tua. Menurut Panga (2013), struktur sosial ini bersifat hierarkis, di mana setiap individu memiliki kedudukan dan peran tertentu yang harus dijalankan. Sebagai contoh, kepala sekolah berada di posisi tertinggi, diikuti oleh guru, staf administrasi, dan siswa.Kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah, siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada kebijaksanaan yang diterapkan kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah. Peranan guru di sini adalah berkewajiban untuk mendidik siswanya dan berhak untuk mengharuskannya belajar dan belajar, dan bila perlu memberikannya hukuman ketika siswa melanggar norma. Sedangkan Struktur sosial murid lebih bersifat tidak formal sedangkan pada orang dewasa seperti guru dan lain sebagainya itu lebih bersifat formal karena adanya pengaruh kedudukan yang berkaitan dengan jabatan yang telah ditentukan dan dirumuskan oleh suatu bagian sistem sosial dalam sekolah tersebut. Dalam konteks ini, guru memiliki peran strategis sebagai penghubung antara kebijakan pendidikan yang ditetapkan oleh kepala sekolah dan implementasinya di lapangan.
Peran Guru dalam Membangun Struktur Sosial yang Positif
Sebagai Fasilitator Pembelajaran
Guru berperan sebagai fasilitator yang menciptakan lingkungan belajar yang mendukung interaksi positif antar siswa. Melalui pendekatan pedagogis yang inklusif, guru dapat mendorong siswa untuk berkolaborasi dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya, dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek atau diskusi kelompok, siswa diajak untuk saling berbagi ide dan pendapat, sehingga tercipta suasana saling menghargai dan menghormati satu sama lain (Yasin et al., 2024). Melalui diskusi kelompok dan kegiatan kolaboratif lainnya, siswa diajak untuk berinteraksi secara konstruktif. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman materi pelajaran, tetapi juga menciptakan suasana saling menghargai dan menghormati di antara mereka. Dengan demikian, peran guru sebagai fasilitator sangat krusial dalam membentuk karakter dan keterampilan sosial siswa
Membangun Hubungan Emosional
Hubungan emosional antara guru dan siswa sangat penting dalam menciptakan struktur sosial yang positif. Guru yang mampu menjalin hubungan baik dengan siswa akan lebih mudah memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi terbuka memungkinkan siswa untuk menyampaikan perasaan dan kekhawatiran mereka, empati Memahami perspektif dan pengalaman siswa adalah kunci dalam membangun hubungan yang kuat. Dengan menunjukkan empati, guru dapat memberikan dukungan emosional yang diperlukan oleh siswa., dan dukungan moral kepada siswa baik dalam situasi akademis maupun pribadi, akan membantu mereka merasa dihargai dan didengarkan. (Naila et al., 2024). Dengan menciptakan iklim kelas yang hangat dan ramah, guru dapat membantu siswa merasa lebih nyaman untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar.Suasana kelas yang positif tidak hanya meningkatkan motivasi belajar, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan saling menghormati antar siswa.
Secara keseluruhan, hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa merupakan fondasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan.
Menjadi Teladan
Guru juga berfungsi sebagai teladan bagi siswa dalam hal perilaku sosial dan etika. Siswa cenderung meniru perilaku guru mereka; oleh karena itu, penting bagi guru untuk menunjukkan sikap positif seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama (Miftahul Ullum et al., 2024). Ketika guru memperlihatkan nilai-nilai ini dalam tindakan sehari-hari mereka, siswa akan lebih cenderung untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam interaksi mereka dengan teman sebaya. Hal ini akan berpengaruh positif pada interaksi mereka dengan teman sebaya dan lingkungan sosial lainnya. Dengan demikian, peran guru sebagai teladan tidak hanya terbatas pada pengajaran akademis, tetapi juga mencakup pembentukan karakter dan etika sosial siswa.