Pergi ke luar negeri untuk berobat adalah tren setiap tahun di Indonesia akhir-akhir ini, dan orang Indonesia berobat ke luar negeri karena berbagai alasan, mulai dari mencari rumah sakit yang bagus, mencari dokter dengan keahlian khusus, hingga bepergian untuk berobat. Beberapa pasien Indonesia mungkin mencari pengobatan di luar negeri untuk mendapatkan prosedur atau terapi yang tidak tersedia di Indonesia.
Alasan yang dapat menyebabkan orang berobat ke luar negeri adalah sebagai berikut:
Beberapa dengan pembelanjaan rata-rata yang lebih tinggi percaya bahwa layanan rumah sakit di luar negeri tidak memengaruhi niat untuk berobat ke luar negeri. Mereka akan pindah ke rumah sakit Indonesia jika pelayanan rumah sakit Indonesia dianggap sebaik rumah sakit asing mengingat jarak dan biaya. Selain jarak, biaya berobat ke luar negeri juga diperhitungkan. Perawatan di luar negeri cukup mahal. Ini belum termasuk biaya hidup seperti makanan dan akomodasi.
Pelayanan rumah sakit Indonesia masih lebih rendah dibandingkan pelayanan rumah sakit asing. Anda sering mendengar bahwa rumah sakit menolak pasien karena tidak ada tempat untuk merawat mereka. Rumah sakit Indonesia harus bisa mencontoh rumah sakit di negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia. Rumah sakit di kedua negara dapat menggabungkan layanan rumah sakit dengan paket perjalanan pasien (Sitonga, 2005). Orang Indonesia mengaku bahwa perawatan di luar negeri lebih baik daripada perawatan di dalam negeri.
2. Kualitas Tenaga Medis
Alasan orang berobat ke luar negeri terutama karena keahlian dan kualitas staf medis. Bahkan ada dokter Indonesia yang menganjurkan pasiennya berobat ke luar negeri.
Staf medis Indonesia tidak mampu membangun hubungan yang baik antar pasien. Pada saat yang sama, membangun kepercayaan antara pasien dan komunikasi antara pasien dan profesional kesehatan dapat memengaruhi kepuasan dan minat pasien terhadap pengobatan.
Standar tenaga medis Indonesia seringkali dinilai buruk. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya pelanggaran di Indonesia. Beberapa pasien yang mencari pengobatan di Singapura seringkali kecewa dengan hasil medisnya atau dianiaya di Indonesia (Sinar Harapan, 2003).
Staf medis Indonesia pada umumnya sombong, meski tidak semuanya. Seperti yang diungkapkan Nita, dokter yang merawat pamannya sombong dan tidak mau menjelaskan apa yang diderita pasien (Kompas, 2007).
Keakuratan dan kecepatan staf medis Singapura dipercaya dapat menghemat waktu dan uang pasien. Dengan mempublikasikan informasi medis pasien yang terbuka dan informatif, pasien dapat lebih mudah mengetahui rumah sakit mana yang akan dipilih untuk berobat. Profesionalisme para dokter di kantor memfasilitasi konseling pasien.